Begini Kisah Dua Orang yang Mendedikasikan di Percetakan Braille

Lantas mengapa Kokom tertarik pada huruf-huruf Braille tersebut. Menurut dia, dirinya ingin memuliakan pada orang-orang disabilitas, khususnya tunanetra agar bisa membaca dengan baik. Hal inilah yang membuat Kokom tergerak hatinya untuk bekerja di percetakan Braille
"Awalnya sih saya nggak tahu Braille itu apa. kok belajarnya titik-titik, ternyata setelah diselidiki itu ada fungsinya. Kalau misalnya kita harus dibaca melalui mata, kalau disabilitas itu memakai kedua tangan," jelas Kokom yang juga berdomisili Cimahi.
Sebetulnya, lanjut dia, mengenal huruf Braille itu gampang-gampang susah. Braille adalah sistem tulisan dan cetakan yang digunakan oleh Disabilitas Netra, berupa kode yang terdiri atas enam titik dalam berbagai kombinasi yang ditonjolkan pada kertas sehingga dapat diraba.
"Gampangnya, huruf Braille itu sudah mempunyai rumus dan memiliki enam titik yang terdiri dari 1,2,3,4,5,6. Nah, titik yang 1,2,3,4,5,6 itu disatukan menjadi sebuah kalimat. Kita harus menguasai belajar Braille itu. Susahnya paling seperti rumus-rumus seperti Biologi, matematika dan lainnya. Itu harus belajar," papar Kokom.
Editor : Okky Adiana