Mulyati juga menekankan tantangan signifikan lainnya, yaitutingginya angka Incidence Rate kasus TB di Kota Cimahiyang mencapai 820 per 100.000 penduduk.
"Ini adalah angkayang jauh dari target eliminasi tuberkulosis pada tahun 2030, di mana kita menargetkan penurunan angka kejadian menjadi65 kasus per 100.000 penduduk. Untuk itu, dibutuhkan kerjakeras dan kolaborasi yang kuat antar sektor untuk mencapaitarget tersebut," lanjutnya.
Dia juga menegaskan bahwa eliminasi TBC memerlukankolaborasi yang kuat antar berbagai sektor.
"Keberhasilaneliminasi TBC sebelum tahun 2030 sangat ditentukan oleh kontribusi dan kolaborasi lintas sektor oleh multi pihak dan seluruh lapisan masyarakat secara berkesinambungan. Setiapsektor mempunyai peran penting dan semua perlu mengambilbagian untuk menyukseskan eliminasi TBC," tambahnya.
Pertemuan ini bertujuan untuk melakukan koordinasi rutin di antara sektor-sektor terkait, serta mengembangkan rencanaaksi atau rencana tindak lanjut yang konkret dalam upayamenuju eliminasi TBC di Kota Cimahi pada tahun 2030.
Kegiatan ini juga merupakan bentuk implementasi daristrategi nasional yang tertuang dalam Peraturan PresidenNomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC, khususnya dalam meningkatkan peran serta komunitas, pemangku kepentingan, dan sektor lain dalam penanggulangan TBC.
Diharapkan, hasil dari pertemuan ini dapat menjadi langkahmaju yang signifikan dalam upaya penanggulangan TBC di Kota Cimahi, serta menjadi model kerjasama lintas sekto ryang dapat diterapkan di daerah lain.
Hadir sebagai narasumber dalam pertemuan lintas sektortersebut M.Yudi Koharudin, S.T., MAP. Ketua Tim KerjaPenyakit Menular Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Hariyah, SKM., MKM Pejabat Fungsional Ahli Madya surveilan penyakit menular Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Editor : Okky Adiana
Artikel Terkait