“Kalau dimatikan, maka menambahkan bahan kimia tertentu yang mengubah karakteristik dari virus tersebut. Sementara vaksin itu akan membangkitkan respon kekebalan tubuh yang spesifik. Ketika (karakteristik virus) berubah, maka akan spesifik mengenali yang berubah tadi, sehingga ketika bertemu dengan virus aslinya bisa jadi tidak akan terlalu efektif hingga efikasinya akan berkurang,” kata Ari.
Lebih lanjut Ari menjelaskan melalui program Matching Fund pada tahun 2023, pengembangan vaksin gumboro ini sedang dalam proses pengujian kandidat vaksin yang dilakukan oleh Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH).
Ari juga menyampaikan harapannya agar proses pengujian kandidat vaksin ini segera mendapatkan hasil yang baik hingga berbuah sebagai produk vaksin yang memberikan banyak manfaat.
“Tentunya jika kita punya keinginan kuat, kita berkarya, kita punya keinginan yang kuat untuk mewujudkan keinginan tersebut dan juga sudah banyak contohnya di Indonesia bisa mewujudkannya,” pungkasnya.
Editor : Okky Adiana
Artikel Terkait