"Ini karakteristik yang khas dari Kota Bandung karena dibangun dari sedimen, ada sedimen danau dan sungai yang menambah durasi dari goncangan. Kalau belajar dari gempa tahun 2009, bahkan ada beberapa kerusakan yang terjadi di bagian utara Kota Bandung. Gempanya di selatan, di selatan Bandung tidak terdampak tapi di utara Bandung yang seharusnya lebih jauh justru mengalami dampak. Itu karena karakteristik lokal yang ada di beberapa wilayah Kota Bandung," tuturnya.
Saat ini, di Indonesia terdapat dua teknologi pendeteksi tsunami. Pertama, berbasiskan deteksi gempa bumi. Kedua, melalui verifikasi kenaikan muka air laut. "Kalau kedua instrumentasi tersebut berjalan realtime, maka kita bisa mendeteksi tsunami dengan sangat baik," katanya.
Beliau menyampaikan, terkait potensi gempa di Indonesia, masyarakat perlu untuk memahami kondisi rumah. "Apakah rumah sudah cukup baik untuk menahan goncangan gempa? Di beberapa daerah, kualitas bangunannya kurang dipersiapkan untuk itu. Kita tidak perlu panik. Kita harus tetap menyadari bahwa sangat mungkin di waktu yang tidak kita ketahui kita akan mengalami gempa," ujarnya.
Editor : Okky Adiana
Artikel Terkait