Berikut berbagai kegiatan yang dilaksanakan:
1. Pemberian bantuan untuk korban longsor
LPPM ITB memberikan bantuan langsung berupa kebutuhan pokok dan sekunder kepada para korban.
2. Screening Gejala Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
PTSD merupakan gangguan kejiwaan yang mungkin terjadi pada orang yang pernah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis, yang berbahaya secara emosional atau fisik atau mengancam jiwa dan dapat mempengaruhi kesejahteraan mental, fisik, sosial, dan/atau spiritual.
Penyintas bencana rentan mengalami serangkaian gejala PTSD berkelanjutan sebagaimana re-experiencing, avoidant, negative cognitive/emotional, maupun arousal. Oleh karena itu, dilakukan screening gejala PTSD pada penyintas longsor di Desa Cibenda dilakukan melalui instrumen kuesioner PTSD Checlist for DSM-5 (PCL-5, Past Week Version) (https://www.ptsd.va.gov/) yang diikuti dengan pengukuran gelombang otak melalui perangkat electroencephalograf (EEG). Screening dilakukan kepada korban terdampak berat yang kehilangan tempat tinggal serta memiliki kerabat yang menjadi korban jiwa bencana tersebut.
“Dari hasil screening awal, sebanyak 53% penyintas menunjukkan gejala PTSD, dan 75% dari penyintas tersebut adalah orang dewasa,” ungkap Dr. Lulu, Rabu (3/4/2024). Penyintas memperlihatkan kecenderungan lebih tinggi pada gejala avoidant (meredam memori traumatis dengan aktivitas lain secara komunal) dan arousal (mengalami ketegangan yang dominan sehingga lebih waspada dan menunjukkan gejala insomnia).
3. Praktik Spiritual-Emotional Freedom Technique (S-EFT)
Dr. Lulu memberikan pelatihan S-EFT, sebuah teknik terapi mengetuk di sekitar jalur energi tubuh untuk membantu penyintas menurunkan stres dan trauma. Praktik tersebut disertai berdoa dengan kata-kata positif atau antonim dari berbagai perasaan negatif yang sedang dialami oleh penyintas bencana longsor.
Selain itu, dilakukan cek kesehatan dan pemberian obat yang dilakukan oleh dua dokter dari Fakultas Kedokteran Unpad.
Editor : Okky Adiana
Artikel Terkait