Dalam aspek sosial, BULOG terus berfokus pada ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas pangan pokok seperti beras, jagung, dan kedelai. "Proporsi karyawan perempuan kami mencapai 27% dibawah komunitas Srikandi Bulog, dan angka ini terus meningkat, mencerminkan komitmen kami terhadap kesetaraan gender," tambahnya.
BULOG juga meluncurkan program-program yang mendukung kesejahteraan petani dan keberlanjutan bisnis, yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Sonya juga menekankan pentingnya tata kelola perusahaan dalam memastikan keberlanjutan jangka panjang. "Kami telah menerapkan standar internasional seperti ISO 31000 untuk manajemen risiko dan ISO 9001 untuk manajemen mutu," jelasnya.
Selain itu, BULOG telah mengadopsi sistem pelaporan pelanggaran dan manajemen anti-penyuapan yang diakui dengan sertifikasi ISO 37001.
Sonya mengakui bahwa BULOG masih menghadapi tantangan dalam penerapan ESG, terutama terkait ketersediaan data dan kurangnya standardisasi. Hambatan ini mempersulit pengelolaan dan evaluasi kinerja ESG, serta meningkatkan tekanan regulasi.
Meskipun begitu, BULOG berkomitmen untuk memperkuat budaya ESG dan bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk meningkatkan standarisasi dan integrasi teknologi. Meski masih dalam tahap awal, BULOG terus berupaya memastikan praktik bisnisnya mendukung nilai jangka panjang dan stabilitas pangan bagi petani dan konsumen.
Editor : Okky Adiana