Keberadaan angin memengaruhi proses pendinginan suhu di permukaan bumi saat kemarau. Beliau menjelaskan, selain faktor awan, suhu menjadi lebih dingin ketika angin tenang dibandingkan saat ada angin berembus.
“Kalau cuaca dingin, tidak ada angin atau anginnya tenang, itu menyebabkan pendinginannya lebih efektif,” katanya. Hal itu karena angin berfungsi untuk “mengaduk” udara malam hingga pagi. Saat malam, udara di bagian atas lebih hangat daripada bagian bawah. Dengan begitu, saat ada angin, angin tersebut akan “mengaduk” udara yang hangat ke bawah, yang dingin ke atas.
Peran kelembapan udara kaitannya dengan suhu dingin mirip seperti banyak sedikitnya awan, namun efeknya lebih kecil. Artinya, tinggi rendahnya kelembapan udara tidak secara langsung membuat suhu udara menjadi dingin. Pada udara dengan kelembapan rendah, udara akan terasa lebih dingin.
Terkait cuaca dan suhu dingin ke depannya, beliau menyarankan agar dapat melihat prakiraan cuaca resmi dari BMKG. “BMKG sudah melakukan prakiraan. Temperatur itu prediksinya jauh lebih akurat daripada hujan. Untuk pertanian yang perlu informasi satu minggu atau satu bulan ke depan, BMKG juga mengeluarkan prediksi musiman. Jadi, sangat bisa sekali melihat informasi prakiraan cuaca tersebut,” ujarnya.
Editor : Okky Adiana