BANDUNG, iNewsCimahi.id - Ketua Program Studi Meteorologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr. Muhammad Rais Abdillah, S.Si., M.Sc., menjelaskan tiga penyebab cuaca di Kota Bandung lebih dingin dari biasanya, terutama saat pagi hari di musim kemarau.
Dosen dari Kelompok Keahlian Sains Atmosfer tersebut mengatakan, suhu dingin di pagi hari saat musim kemarau merupakan hal wajar. Hal itu terjadi setidaknya karena tiga faktor, yakni sedikitnya awan saat kemarau, angin, dan kelembapan udara.
Jumlah awan relatif sedikit saat kemaru, awan berperan penting dalam mengatur suhu udara. Saat kemarau, jumlah awan di langit relatif berkurang. “Awan berfungsi sebagai ‘selimut’ yang memantulkan sinar matahari dan mencegah panasnya mencapai permukaan bumi,” katanya.
Saat siang hari, ketika awan sedikit, akan lebih banyak sinar matahari yang turun ke bumi sehingga suhu udara saat siang terasa lebih panas. Namun, saat malam, efeknya berkebalikan. Panas yang diserap bumi saat siang dilepaskan kembali ke luar angkasa dengan cepat melalui proses radiasi saat malam. Akibatnya, suhu udara saat malam hingga pagi turun drastis. Namun, proses pendinginan tersebut tergantung pula dari keberadaan awan di malam hari.
“Kalau malam input panas dari matahari sudah tidak ada, yang ada pendinginan. Jika tidak ada awan (saat malam), panas dari bumi lepas ke luar angkasa. Tapi kalau ada awan, panasnya dibalikkan lagi oleh awan sehingga permukaan bumi mendinginnya lambat,” ujarnya, Selasa (23/7/2024).
Dia menjelaskan, saat musim kemarau puncak panasnya paling tinggi karena terik matahari, namun puncak dinginnya pun paling rendah. “Hal itu karena jarak antara temperatur maksimum dan minimum harian itu cukup besar dibandingkan musim hujan karena musim hujan relatif banyak awan,” ujarnya.
Editor : Okky Adiana