BANDUNG, iNewsCimahi.id - Menurut laporan Global Entrepreneurship Monitor 2023, ada peningkatan signifikan dalam jumlah sociopreneur di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Hal ini didorong oleh meningkatnya kesadaran akan isu-isu sosial seperti ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan kemiskinan.
Tentu ini berita baik karena dengan kesadaraan yang semakin baik, ketidaksetaraan akan bisa diubah menjadi keadilan yang proposional bertahap mencapai ideal. Dan ini pulalah yang menjadi motivasi dari seorang sociopreneur, Irene Ridjab untuk menekuni sociopreneur dengan total.
Irene Ridjab adalah seorang sociopreneur serta jantung dan hati dari sebuah brand clothing yang tidak hanya sekedar menjadi bisnis clothing biasa, namun merupakan brand yang peduli dengan sesama melalui pilar-pilar sosial yang dibentuk berdasarkan nilai kebajikan.
Berangkat dari berbagai pengalaman kehidupan yang berliku, mengubah Irene menjadi pribadi dengan memiliki karakter yang kuat dan mendorong dirinya untuk melayani dan berbagi kebaikan dengan sesama.
Sebelumnya, roda kehidupan Irene sempat berputar ke situasi yang tidak nyaman dan tidak menyenangkan.
Namun, kondisi tersebut dijadikan oleh Irene sebagai tantangan untuk bangkit dari keterpurukan. Sempat menyelesaikan bangku kuliah sampai bekerja di perusahaan internasional, membuat Irene belajar banyak hal tentang arti dan nilai kehidupan.
Owner brand clothing Zoleka ini menjadi pribadi yang pekerja keras, rendah hati, memiliki hati untuk melayani, dan tidak ragu untuk berbagi ilmu kehidupan dengan orang lain.
“Perjalanan hidup saya membentuk diri menjadi seseorang yang pantang menyerah, berani mengambil langkah dan mencoba hal baru, serta memiliki inisiatif untuk mengambil peluang. Bagi saya, yang terpenting saat ini adalah tetap berpegang pada komitmen untuk berbagi dan melayani sesama tanpa pamrih,”ujar Irene Ridjab, owner Zoleka Clothing yang juga pemilik Yayasan Blessindo Harapan Mandiri, Rabu (26/06/24).
Irene mencurahkan prinsip hidupnya dalam pilar-pilar sosial brand Zoleka dimana pilar-pilar sosial tersebut mencerminkan ketulusan, kesederhanaan, integritas, serta aktif dalam kepedulian.
Ia mengungkapkan bahwa harapannya Zoleka tidak hanya sekedar menjadi brand clothing, namun menjadi brand yang tulus peduli terhadap sesama.
Brand clothing Zoleka ini pun diharapkan secara konsisten dapat menyampaikan pesan positif dan menjadi contoh bagi masyarakat untuk aktif peduli pada sesama.
“Saya bersama Zoleka secara aktif melakukan berbagai kegiatan sosial untuk menyebarkan kebaikan melalui kegiatan Social Act dan Human Empowerment. Hal ini ditujukan agar masyarakat ingat bahwa Zoleka adalah brand yang peduli dan brand yang menyebarkan kebaikan ke semua orang,” ungkap Irene.
“Zoleka akan terus berkomitmen dengan movement ini dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ambil bagian sebagai solusi dan perubahan yang menciptakan harmoni antar manusia,” tegasnya.
Menurut ibu yang memiliki dua buah hati ini mengungkapkan bahwa keberhasilan Zoleka dalam membantu dan memberdayakan Individu Berkebutuhan Khusus telah membangkitkan kebanggaan yang luar biasa bagi dirinya.
Founder Zoleka ini juga menjelaskan bahwa keterlibatan langsung dirinya dalam pendampingan Individu Berkebutuhan Khusus (IBK), menghasilkan pemikiran dan juga rasa bahwa untuk membekali para IBK ini diperlukan persiapan yang lebih serius lagi agar mereka bisa siap masuk ke dalam dunia kerja.
Kelak, IBK juga diharapkan bisa mandiri, mampu bersosialisasi dengan masyarakat serta bertahan dari segi finansial.
“Saya merasa menemukan panggilan hati dalam fokus yang mendalam pada Individu Berkebutuhan Khusus dan membantu mereka mencapai potensi terbaik mereka. Sehingga, pada tahun 2023, saya memutuskan untuk lebih fokus dalam pemberdayaan IBK dengan mendirikan Lembaga House of Hope pada April 2023 di bawah naungan Yayasan Blessindo Harapan Mandiri,” tuturnya.
“House of Hope adalah tempat pelatihan yang mempunyai konsep bekerja yang bertujuan untuk memberikan IBK keterampilan yang diperlukan agar mereka siap memasuki dunia kerja,”jelas Irene.
Irene menerangkan bahwa House of Hope membuka lapangan kerja, dalam bentuk pengerjaan proyek corporate order B2B (business to business) untuk instansi, perusahaan maupun individu yang bisa bersama-sama mengembangkan bakat IBK.
Program dalam House of Hope sudah disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan dikombinasi dengan program terapi untuk IBK, juga diberlakukan sistem semi profesional sehingga para IBK belajar untuk bekerja secara profesional.
Founder Zoleka pun memaparkan bahwa pemberdayaan IBK melalui House of Hope dengan mengerjakan corporate order B2B inilah yang menjadi arah baru untuk Zoleka, beralih dari model bisnis B2C yang sebelumnya, untuk bisa memberikan dampak sosial yang lebih maksimal.
“Mulai dari April 2023 hingga Mei 2024 sudah ada 3 Individu Berkebutuhan Khusus yang tersalur ke perusahaan untuk magang bekerja,” pungkas Irene menutup pembicaraan.
Editor : Okky Adiana