Menurut dia, tingginya pengakses produk asuransi demam berdarah tak lepas dari kondisi iklim Indonesia beriklim tropis. Sehingga penyebaran DBD terus meningkat. Tak hanya musim kemarau, pemohon juga banyak mengakses saat musim hujan.
Data Kemenko PMK, kasus DBD di Indonesia terus meningkat, dari tahun 2021 sebanyak 73.518 kasus dengan angka kematian 705 orang. Tahun 2022 sebanyak 131.265 kasus dengan angka kematian 1.183 orang. Sementara pada periode Januari – Juli 2023, sebanyak 42.690 orang terinfeksi DBD dan 317 orang meninggal.
Lebih lanjut dia mengatakan, tingginya pengakses asuransi mikro dengan program khusus tak lepas dari terjangkaunya nilai premi dan besarnya manfaat yang didapat. Premi terendah produk tersebut mulai dari Rp50.000 dengan nilai manfaat hingga Rp500.000 per hari.
Menurut dia, asuransi mikro memiliki potensi besar, terutama di pasar yang belum sepenuhnya terlayani. Hasil survei Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 menunjukkan bahwa indeks inklusi perasuransian di Indonesia baru mencapai 16,63%.
Editor : Okky Adiana
Artikel Terkait