Pada kesempatan sama, Direktur Eksekutif IPRC Firman Manan menjelaskan, survei tersebut menyasar generasi muda lantaran mereka memiliki peran elektoral signifikan sebagai pemilih dengan jumlah terbanyak di pilkada 2024.
“Generasi muda ini cenderung aktif dalam model partisipasi non elektoral, isu-isu tunggal, isu-isu konkret, dan efektivitas aktivitas. Generasi muda juga menggunakan media baru sebagai kanal aktivitas politik,” jelasnya.
Disinggung mengenai konstelasi politik Kota Bandung pada pesta demokrasi mendatang, Firman mengaku kemungkinan apapun masih bisa terjadi. Hal itu lantaran peta perpolitikan di Jawa Barat, khususnya Kota Bandung, sangat dinamis. Tak tertutup kemungkinan Atalia yang merupakan kader Golkar bersanding dengan Farhan, anggota DPR RI dari Partai Nasional Demokrat.
“Jadi bisa saja NasDem dan Golkar berkoalisi pada Pemilihan Walikota Bandung nanti. Karena politik di Kota Bandung masih sangat cair dan dinamis. Selain itu juga melihat hasil Pemilihan Legislatif 2024,” terangnya.
Masuknya nama Atalia menjadi calon kepala daerah di Kota Bandung cukup menarik mengingat dalam sejarahnya wilayah ini belum pernah dipimpin seorang perempuan. Firman mengemukakan, hal ini dikarenakan sosok Atalia yang lekat dengan Ridwan Kamil sehingga berada di top of mind generasi muda.
“Karena saat ini tak ada petahana, sehingga kondisinya masih cair, siapapun masih bisa menjadi walikota Bandung mendatang,” ucapnya.
Editor : Okky Adiana
Artikel Terkait