Menurut informasi yang mereka dapatkan, rentang waktu penyadapan berpengaruh besar pada kualitas hasil sadapan. Kualitas karet paling baik ada pada rentang penyadapan antara pukul 5-8 pagi. Maka dari itu, variabel waktu menjadi dasar dalam pengembangan desain SADAPtech ini.
“Alat penyadap elektrik sebenarnya sudah ada di pasaran, jadi kami mengambil inspirasi dari sana. Cuma bagaimana caranya agar alatnya tidak terlalu mahal kami memakai mesin gerinda tangan yang dihubungkan ke baterai. Lalu kami ubah mata pisaunya supaya bisa melakukan gerakan mengikis kulit pohon,” ujar Pande Nyoman atau yang lebih akrab disapa Oming, dari laman ITB, Kamis (14/12/2022).
Untuk pemilahnya, mereka menggunakan servo sebagai penggerak potongan sendok yang berfungsi sebagai pemilah. Sama seperti penyadap, alat pemilah SADAPtech juga menggunakan baterai dan komponen elektrik untuk mengatur pergeseran pemilah dalam jangka waktu tertentu.
Alat pemilah ini akan memisahkan hasil sadapan yang berbeda dari masing-masing rentang waktu penyadapan, sehingga kualitas yang dihasilkan pun seragam untuk tiap jangka waktu tertentu.
Menurut mereka, SADAPtech memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dan digunakan secara luas oleh petani petani karet di Indonesia. Harganya yang tidak terlalu mahal dengan jaminan karet hasil sadapan yang jauh lebih baik daripada alat penyadap tradisional menjadi harapan baru bagi peningkatan kualitas produksi karet nasional.
Editor : Okky Adiana
Artikel Terkait