Pengukuhan 23 Guru Besar UPI Sebagai Lokomotif Inovasi untuk Masyarakat

BANDUNG, iNewsCimahi.id - Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyelenggarakan pengukuhan untuk 23 Guru Besar/Profesor dimulai pada Selasa hingga Kamis, 20-23 Mei 2025.
Pengukuhan hari pertama, pada Selasa 20 Mei 2025, 8 Guru Besar menyampaikan pidato pengukuhan Guru Besar di Gedung Achmad Sanusi UPI.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh para dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, keluarga, serta para kolega yang dikukuhkan.
Kegiatan Pengukuhan Jabatan Guru Besar UPI tahun 2025 dibuka oleh pimpinan sidang yaitu Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan, Prof Didi Sukyadi.
Pengukuhan Guru Besar merupakan momentum untuk menyampaikan pemikiran para Guru Besar. Sebelum menyampaikan pemikirannya, setiap Guru Besar berkesempatan untuk memutarkan video profil perjalanan pendidikan dan karier hingga bisa mencapai jabatan akademik Guru Besar saat ini.
Ketua Dewan Guru Besar (DGB) UPI Prof Didi Suryadi menyampaikan bahwa para Guru Besar yang telah memaparkan pemikirannya pada pengukuhan hari ini, telah mampu menunjukkan potensi perseptual yang dimiliki kepada seluruh manusia untuk bisa mengenali dunia ini dengan menunjukkan perspektif tertentu secara keilmuan sehingga mencapai suatu keyakinan tentang kebenaran.
Para Guru Besar telah mampu menunjukkan kemampuan dalam potensi memorial untuk menemukan pengetahuan yang sangat spesifik dalam bidang keilmuan.
"Para Guru Besar telah mampu menunjukkan kemampuan instropektifnya melalui pengetahuan yang dihasilkan dalam konteks keilmuan yang umum sehingga menjadi jelas kebaruan ilmiah, keunikan, dan kontribusi dalam bidang keilmuan yang digeluti. Para Guru Besar telah percaya diri dan berani untukmenunjukkan tulisan ilmiah dalam jurnal-jurnal nasional maupun internasional," kata Prof Didi pada Selasa (20/3/2025, dalam siaran persnya.
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UPI ini sebagai pimpinan sidang menyampaikan kepada para Guru Besar yang dikukuhkan untuk menjadi lokomotif inovasi yang berpihak pada kemanusiaan, menjadi pemimpin pemikiran di panggung nasional dan global, serta menjadi penjamin mutu dan intelektual dalam mendidik generasi penerus bangsa. Pengukuhan ini bukan garis akhir, ini merupakan titik awal untuk menjawab tantangan zaman dengan keteladanan dan berpikir melampaui batas sehingga menciptakan karya lebih banyak lagi.
Sementara itu, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Pendidikan Indonesia, Komjen. Pol (Purn) Nanan Soekarna juga menyampaikan bahwa para Guru Besar perlu mengedepankan tugas, kewajiban, dan tanggung jawab, ketimbang hak dan kewenangan. Para Guru Besar harus memenuhi standar akuntabilitas yaitu yuridis-prosedural, teknis-profesional, etis-proporsional, spiritual-komitmen, transparansi, dan independensi.
Seluruh Sivitas UPI mengucapkan selamat kepada para Guru Besar yang dikukuhkan. Semoga dengan diraihnya jabatan akademik tertinggi ini, dapat menjadi pengingat untuk terus senantiasa berkontribusi kepada negeri, serta menjadi garis awal perjuangan untuk berkolaborasi demi kemajuan pendidikan Indonesia.
Sebagai catatan, pengukuhan Guru Besar pada hari pertama mengangkat delapan pemikiran yang disampaikan oleh (1) Prof. Dr. Sucipto, M.Kes., AIFO, guru besar Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) UPI dalam bidang ilmu/kepakaran Pendidikan dan Pengembangan Guru Pendidikan Jasmani yang membahas Membentuk Karakter Siswa melalui Integrasi Teknologi Digital ke dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani; (2) Prof. Dr. DikdikZafar Sidik, M.Pd, guru besar Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) UPI dalam bidang ilmu/kepakaran KondisiFisik Olahraga yang membahas Paradigma Periodisasi Program Latihan dalam Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Fisik Atlet Menuju Prestasi Tinggi.
Pemikiran yang disampaikan oleh (3) Prof. Dr. Anne HafinaAdiwinata, M.Pd., guru besar Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UPI dalam bidang ilmu/kepakaran Sistem PenghantaranBimbingan dan Konseling yang membahas Pengembangan Kompetensi Konselor: Konselor Hadir dalam Merawat Luka dan Menumbuhkan; (4) Prof. Dr. Ilfiandra, M.Pd., guru besarFakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UPI dalam bidangilmu/kepakaran Sistem Manajemen Bimbingan dan Konselingyang membahas Pendekatan Holistik Membangun Budaya Damai di Sekolah: Suatu Perspektif Multidisiplin; (5) Prof. Dr. Leli Yulifar, M.Pd., guru besar Fakultas Pendidikan IlmuPegetahuan Sosial (FPIPS) UPI dalam bidang ilmu/kepakaranMuseologi yang membahas Reimagining Museums: Spektrum Sumber Belajar Sejarah dalam Ruang Pendidikan yang Berkelanjutan.
Pemikiran yang disampaikan oleh (6) Prof. Dr. Nanang Ganda Prawira, M.Sn., guru besar Fakultas Pendidkan Seni dan Desain (FPSD) bidang ilmu/kepakaran Kajian Budaya Visual dan Estetika Desain yang membahas Budaya Visual Era Media Sosial, Rivalitas Viralitas, dan Disrupsi Artificial Intelligence (AI): Tantangan dan Masa Depan Pendidikan Desain Komunikasi Visual; (7) Prof. Dr. Zakarias Sukarya Soeteja, S.Pd., M.Sn., guru besar Fakultas Pendidkan Seni dan Desain (FPSD) bidang ilmu/kepakaran Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Seni Rupa yang membahas Memanusiakan Manusia melalui Seni, Implementasi Paradigma Pasca-Postmodern dalam Kurikulum Pendidikan Seni Rupa di Indonesia menjawab Tantangan Abad Ke-21; dan (8) Prof. Dr. Neiny Ratmaningsi, guru besar Fakultas Pendidikan Ilmu Pegetahuan Sosial (FPIPS) UPI dalam bidangilmu/kepakaran Strategi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosialyang membahas Pembelajaran IPS berbasis Modal Sosial: Strategi Membangun Jiwa Entrepreneurship Mahasiswa.
Editor : Okky Adiana