Permasalahan ini diamini warga. Sekarang banyak kos-kosan dan warung makan, dan kadang bingung sampahnya mau dibuang kemana,” ucap Euis Daliawati, Kader Posyandu RW 13 Desa Sayang," imbuhnya.
Sementara itu, Founder Crapco Indonesia Muhammad Hafizh menambahkan prngabdian masyarakat diawali dengan pelatihan memilah sampah untuk Kader PKK dan Kader Posyandu Desa Sayang. Pelatihan ini diadakan di Kantor Desa Sayang dan dihadiri oleh Camat Jatinangor, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sumedang, Pembina Crapco Indonesia, dan tim dosen SBM ITB.
Di acara ini, peserta diberikan materi tentang peran komunitas dalam pengelolaan sampah, ekonomi sampah, dan pengenalan inovasi Crapco Indonesia.
Tiap jenis sampah dapat menjadi produk yang bermanfaat. Sampah organik dapat diolah menjadi pakan maggot, sementara sampah anorganik didaur ulang menjadi produk jadi seperti kerajinan atau batu bata.
“Crapco Indonesia juga menawarkan nilai ekonomi berupa kesempatan belanja barang sehari-hari dengan harga lebih murah dalam aplikasi Crapco bagi warga yang memilah sampahnya,” jelas Muhammad Hafizh, Founder Crapco Indonesia.
Selama Juni-Oktober 2024, tim dosen SBM ITB akan terus mendampingi dan mengevaluasi para Kader PKK dan Kader Posyandu Desa Sayang dalam mengelola sampah rumah tangga. Target program adalah membentuk komunitas yang dapat mengelola sampah rumah tangga secara mandiri.
Editor : Okky Adiana