Petani dari Kampung Dangdang, Pulosari, Pangalengan, tersebut berharap ada upaya dalam menjaga ketersediaan barang kebutuhan pertanian. Begitu pun dengan menjaga harga sayuran. Jangan sampai setiap kali panen harga sayuran selalu jatuh.
“Kami para petani suka mendengar tentang sebab harga sayuran jatuh setiap panen. Barang yang banyak berbanding dengan kebutuhan atau teori lainnya. Duka atuh nya (tak tahulah), yang pasti tak berselang lama dari panen, harga sayuran normal lagi. Malah naik,” ujarnya.
Permainan harga sayuran sudah berlangsung lama. Menurut Agus, itu terjadi karena proses penjualan masih bergantung pada bandar. Agus pun berharap Muhammadiyah bisa membuka pasar yang baru agar petani tidak hanya menjual pada satu sumber.
Agus telah 20 tahun menjadi petani. Dari menggarap lahan sendiri dan bertani bersama kelompok lain mengolah lahan sewa. Dari hasil keringatnya, Agus mampu membiayai kebutuhan keluarga, bahkan ada salah satu anaknya yang kuliah di Universitas Muhammadiyah Bandung.
Editor : Okky Adiana