BANDUNG, iNewsCimahi.id - Ekonomi pada tahun politik diprediksi akan memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dinamika politik diperkirakan tidak akan terlalu banyak berdampak terhadap kondisi ekonomi Indonesia kedepan.
Demikian mengemuka pada Dialog Ekonomi 'Membangun Optimisme Optimisme Ekonomi di Musim Kontestasi Asing Menelisik Tantangan dan Peluang Kedepan yang digelar IWEB di Savoy Homann Hotel, Jalan Asia Afrika, Bandung, Selasa, (18/7/2023).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jabar Erwin Gunawan Hutapea menyatakan penyelenggaraan Pilkada atau Pilpres akan meningkatkan pengeluaran atau konsumsi pemerintah di Jabar. Peningkatan biasanya terjadi sejak 1 triwulan sebelum periode Pemilu berlangsung dengan tingginya pengeluaran untuk perlengkapan dan persiapan penyelenggaraan pemilu.
"Pengeluaran pemerintah tersebut memberikan efek pada sektor ekonomi lain seperti sektor industri dan perdagangan dan sektor lainnya," ujar dia.
Erwin menambahkan pilpres memberi dampak berbeda dimana tahun 2014 dan 2019 berdampak positif sedangkan dalam Pilkada justru berdampak negatif. Hal itu karena diselenggarakan dalam waktu yang berbeda dengan jeda cukup lama.
Sehingga dia memprediksi Pilkada dan Pilpres yang diadakan bersamaan tahun 2024 diperkirakan dampak positifnya lebih besar dibandingkan dampak negatifnya. Karena diselenggarakan hampir bersamaan. Banyak sektor ekonomi yang tumbuh memanfaatkan momen politik 2024.
Dia yakin masyarakat saat ini sudah semakin matang dalam menjalani Pilpres atau Pilkada dan jauh lebih kuat. Indikasinya mampu melewati pandemi Covid-19 yang jauh lebih berat memberikan tekanan pada kondisi ekonomi nasional dan global. "Historis 2014 dan 2019, kita bisa melewati tahun politik dengan baik, ekonomi juga bisa tumbuh positif," tegasnya.
Apalagi saat ini kondisi ekonomi terlihat membaik. Terlihat dari kondisi perekonomian nasional tumbuh 5,03% (yoy) pada triwulan 1 2023, sementara perekonomian Jawa tumbuh 4,96% (yoy). Dimana perekonomian Jabar berkontribusi 22,35% terhadap perekonomian Jawa. Kedepan menurutnya perlu ada keseimbangan sektor industri padat modal dan padat karya. Karena kondisi saat ini masih belum imbang, dimana padat modal masih sekitar 66,3 persen.
Sektor Industri padat modal pada umumnya adalah industri besar (alat angkut, barang logam) sedangkan sektor industri padat kaya pada umumnya adalah industri kecil (makanan, tekstil dan pakaian jadi). Industri padat modal memiliki nilai tambah lebih tinggi yang sebagian besar berada di Jabar Utara dan kota Bandung sehingga memberikan kontribusi pendapatan regional lebih tinggi. Untuk meningkatkan keseimbangan kesejahteraan masyarakat maka diperlukan keseimbangan antara industri padat Sebaran industri Besar dan Sedang (IBS).
Sementara itu, Direktur Eksekutif Surveilans , Pemeriksaan Statistik Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Priyanto Budi Nugroho memaparkan yang perlu lebih diwaspadai adalah resiko perlambatan ekonomi global. Sebab OECD memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 2,7% pada 2023 dan 2,9% pada 2024, lebih rendah dari pertumbuhan 2022 sebesar 3,2%.
Isu inflasi masih membebani pemulihan ekonomi. OECD memproyeksikan inflasi kawasan akan berada di level 6,6% pada 2023 kemudian melandai ke level 4,3% pada 2024. Kendati demikian, inflasi inti diperkirakan masih persisten tinggi.
Risiko tambahan yang perlu diwaspadai antara lain ancaman resesi, fragmentasi geopolitik, peningkatan beban utang dan isu climate change.
"Kondisi lokal sendiri masih cukup baik. Kinerja perekonomian domestik tumbuh cukup kuat. Q1 2023 ekonomi tumbuh 5,03% (yoy). OECD memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 4,7% pada 2023 dan 5,1% pada 2024, stabil dibanding proyeksi periode Maret 2023," ujar dia.
Indeks Keyakinan Konsumen Bank Indonesia (IKK; 127,1), indeks Penjualan Retail (IPR; 223,2) berada dalam zona optimis hingga Juni 2023 sementara indeks Kepercayaan Konsumen LPS (109,1). Kemudian aliran modal asing masih terus masuk ke pasar obligasi dan pasar saham hingga 14 Juli 2023 (Rp103,51 triliun ytd).
"Kita survive menghadapi pandemi Covid-19, sekarang sudah mulai pulih. Kita optimistis Akan kembali take off jika kontestasi politik ini berlangsung lancar, tentu tetap menjaga kewaspadaan terkait tahun politik ini," ujarnya.
Diketahui, kegiatan Dialog Ekonomi Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB) ‘Membangun Optimisme di Musim Kontestasi, Menelisik Tantangan dan Peluang ke Depan’ ini didukung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), bank bjb, dan lainnya.
Hadir peserta dari berbagai lembaga, instansi, pemerintahan, BUMN, BUMD, Asosiasi, perusahaan, universitas, dan lainnya. Selain dialog, kegiatan ini pun sekaligus launching organisasi Ikatan Wartawan Ekonomi Bisnis (IWEB).
Editor : Okky Adiana