Dalam sesi materi, Rektor Fatoni University Thailand Ismail Lutfi Japakiya menekankan pentingnya menyeimbangkan ilmu wahyu dengan pengetahuan modern. Menurutnya, pendidikan Islam harus menjadikan Al-Quran dan As-Sunnah sebagai fondasi utama, sementara sains dan teknologi menjadi pelengkap. ”Kita tidak boleh melupakan akar spiritualitas dalam proses modernisasi pendidikan,” jelas Ismail.
Sementara itu, Assistant Vice Chancellor dari University Sains Islam Malaysia Mohd Rushdan Jailani menegaskan pentingnya pendidikan Islam yang inklusif dan kompetitif. Menurutnya, pendidikan inklusif akan mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. ”Perguruan tinggi Islam harus beradaptasi dan terus berkembang agar mampu menjawab berbagai tantangan global,” tegas Rushdan.
Dosen UM Bandung Ace Somantri turut menyoroti perlunya pembaruan pendidikan Islam yang mengintegrasikan modernitas. Ia menekankan bahwa keseimbangan antara spiritualitas dan intelektualitas menjadi kunci dalam membangun pendidikan Islam yang unggul. ”Pendidikan Islam harus adaptif terhadap perubahan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai fundamentalnya,” tandas Ace.
Seminar Internasional PAI 2024 ini menjadi momentum penting bagi perguruan tinggi Islam untuk saling bersinergi dan berbagi gagasan dalam memajukan dunia pendidikan. Kolaborasi antara UM Bandung dan IAI Persis Bandung diharapkan dapat menghasilkan inovasi serta kontribusi nyata dalam membangun pendidikan agama Islam yang berkualitas dan kompetitif.
Editor : Okky Adiana
Artikel Terkait