BANDUNG, iNewsCimahi.id - Bencana geologi akan selalu terjadi dan mengintai masyarakat Indonesia, salah satunya di Jawa Barat. Kerawanan ini perlu disikapi dengan baik khususnya oleh akademisi perguruan tinggi melalui riset dan edukasi mitigasi kebencanaan. Dengan mitigasi kebencanaan yang kuat, dampak dari bencana geologi yang terjadi diharapkan dapat diminimalisasi.
Hal ini yang mendorong Universitas Padjadjaran membentuk lembaga khusus yang bergerak di bidang kebencanaan. Sebagai perguruan tinggi yang berada di zona rawan bencana geologi, Unpad perlu berkontribusi, baik dalam upaya mitigasi ataupun melakukan aksi kemanusiaan tatkala bencana terjadi. Kontribusi ini kemudian diwujudkan melalui pendirian Pusat Riset Kebencanaan.
“Adanya Pusat Riset Kebencanaan ini bukan hanya kita siap apabila terjadi bencana, tetapi Unpad ingin terlibat langsung kepada masyarakat,” kata Ketua Pusat Riset Kebencanaan Unpad Dr.sc. Yoga Andriana Sendjaja, dalam siaran persnya, dari laman Unpad, Selasa (16/1/2024).
Saat menjadi narasumber dalam Bincang Santai FTG di Kanal YouTube Fakultas Teknik Geologi, Jumat (12/1/2024) Yoga menjelaskan, aktivitas Pusat Riset Kebencanaan Unpad tidak hanya sebatas kegiatan sosial. Sebagai pusat riset, aktivitas yang dilakukan juga berfokus pada riset tentang kebencanaan, baik sebelum (pra) maupun setelah (pasca) bencana terjadi.
Karena itu, aksi kemanusiaan yang dilakukan tidak hanya membantu dalam proses evakuasi serta distribusi donasi dan bantuan sosial. Tim juga aktif melakukan pendampingan penyintas pascabencana berupa pemulihan trauma.
“Setelah bencana, kita biasa kembali ke masyarakat. Karena masyarakat yang baru saja mengalami bencana itu biasanya ada sedikit trauma. Hal itu pun kita jalankan bersama teman-teman dari Fakultas Psikologi dan sosiohumaniora,” jelasnya.
Dengan demikian, aksi yang dilakukan Pusat Riset Kebencanaan di lokasi bencana selalu komprehensif. Ini dimungkinkan mengingat Unpad memiliki beragam bidang ilmu yang punya peran dalam melakukan penanganan kebencanaan.
Riset komprehensif ini yang kemudian menjadi salah satu acuan para pemangku kebijakan maupun masyarakat agar lebih tanggap dan mampu melakukan mitigasi dengan baik.
Yoga melanjutkan, Pusat Riset Kebencanaan Unpad telah aktif berkontribusi di berbagai bencana geologi yang terjadi di Jawa Barat maupun luar Jawa Barat dalam beberapa tahun terakhir, seperti bencana longsor Cimanggung, Sumedang, pada Januari 2021, bencana gempa bumi Cianjur pada November 2022, hingga bencana gempa bumi Sumedang yang terjadi di awal Januari 2024 lalu.
Selain itu, Pusat Riset Kebencanaan juga aktif terjun membantu penanganan pascaerupsi di Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, November 2021 lalu.
Dosen Fakultas Teknik Geologi Unpad tersebut mengatakan, dalam menjalankan programnya, Pusat Riset Kebencanaan dibantu para relawan dari para mahasiswa, dosen, maupun tim teknis lainnya. Relawan mahasiswa merupakan mereka yang biasa bergerak di bidang penyelamatan, seperti SAR Unpad, Palawa Unpad, Pramuka, KSR PMI Unpad, maupun unit-unit kemanusiaan lainnya yang ada di fakultas.
Walaupun keberadaan Pusat Riset Kebencanaan bertujuan sebagai bentuk respons dan kepedulian Unpad terhadap bencana yang terjadi, Yoga mendorong masyarakat tetap waspada akan potensi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
“Memang tidak mudah untuk membuat masyarakat sigap, karena saat bencana terjadi biasanya panik dan blank. Tetapi, hal paling baik yang bisa dilakukan adalah melakukan sosialisasi dan terus mengingatkan masyarakat apa yang harus dilakukan untuk menghindari dan meminimalisasi kerugian,” pungkasnya.
Editor : Okky Adiana
Artikel Terkait