BANDUNG, iNewsCimahi.id - Bandung Startup Pitching Day (BSPD) 2024 kembali hadir sebagai ajang bergengsi yang mempertemukan para startup terbaik dari Bandung dan sekitarnya.
Acara yang berlangsung pada 12 Desember 2024 di Gedung CRCS Lantai 3 ITB ini diselenggarakan oleh enam entitas terkemuka dalam ekosistem startup, yaitu The Greater Hub SBM ITB, Startup Bandung, Geek Hunter, Block71 Bandung, dan DKST.
Acara ini berhasil menarik perhatian berbagai kalangan, termasuk investor lokal dan internasional, pengusaha, serta pecinta dunia startup.
Sebanyak 20 startup terpilih memanfaatkan platform ini untuk mempresentasikan ide bisnis inovatif mereka di hadapan para investor dan kolaborator potensial.
Dr. Dina Dellyana, Kepala Inkubator The Greater Hub SBM ITB, menyampaikan apresiasi kepada para peserta yang telah mendedikasikan waktu dan energi mereka untuk mengikuti BSPD 2024.
Dalam sambutannya, Dr. Dina mengatakan, dengan adanya acara ini, berharap startup yang hadir dapat memperoleh exposure lebih luas kepada venture capital dan menjalin kolaborasi strategis.
Ketua LPIK ITB, Irwan Gumilar, menegaskan bahwa BSPD bukan sekadar ajang untuk mendapatkan investasi, tetapi juga menjadi sarana bagi para startup untuk menyampaikan program dan rencana mereka kepada audiens yang lebih luas.
“Acara ini adalah simbol kolaborasi antara SBM ITB, DKST, Greater Hub, Block71, Startup Bandung, dan Geek Hunter dalam mendukung ekosistem startup di Bandung dan Indonesia,” ujar Irwan.
Startup yang berpartisipasi dalam acara ini berasal dari berbagai sektor, termasuk startup yang fokus pada isu keberlanjutan, lingkungan, dan layanan berbasis teknologi. Beberapa bidang utama yang menjadi perhatian adalah agritech, edutech, fintech, waste management, dan industri kreatif. Setiap startup diberikan waktu lima menit untuk presentasi, diikuti dengan sesi tanya jawab yang dilakukan selama empat menit dengan dua juri yang ditunjuk oleh host
Pada penghujung acara, empat startup terbaik menerima penghargaan bergengsi dalam beberapa kategori. Skuling dinobatkan sebagai The Most Innovative berkat platform edutech berbasis permainan yang mereka kembangkan. CEO Skuling, Yudha Pratama Situmorang, mengungkapkan, “Perasaan saya sangat senang karena jarang ada acara seperti ini.
"Juri-juri juga sangat mendukung dengan masukan mereka tentang Skuling. Kedepannya, kami berharap Skuling bisa menjadi leading edutech di Indonesia sebab kami masih concern mengenai tingkat pendidikan di Indonesia itu sendiri. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut, kami membutuhkan perhatian, investasi, dan kolaborasi dari berbagai pihak," paparnya.
Kategori The Best Pitch diberikan kepada Ditreveille, startup yang mengolah sampah plastik menjadi furnitur dan produk rumah tangga. Amanda Prita Kirana, pendiri Ditreveille, mengaku, perasaan dirinya cukup deg-degan saat melakukan pitching, terutama karena bisnis ini baru berjalan satu tahun dan pitching dilakukan dalam bahasa Inggris.
"Namun, saya sangat senang dengan hasilnya. Kedepannya, saya ingin mengembangkan dan scaling up bisnis ini agar lebih berdampak sosial dan semakin dikenal," ucapnya.
Curaweda Palangan Innotech meraih penghargaan The Most Marketable dengan konsep cinematic berbasis artefak sejarah yang berhasil meningkatkan pendapatan keraton mitra mereka hingga dua kali lipat. Azar Muhammad Fuad, pendiri Curaweda, mengatakan dirinya merasa sangat senang bisa ikut serta dalam acara ini, meskipun awalnya fokus saya adalah mencari kenalan baru. Saya tidak menyangka bisa menang. Kedepannya,
"Kami berencana melakukan fundraising untuk mendukung keraton-keraton sebagai segmen pasar utama yang kami angkat melalui Curaweda," ujarnya.
Sementara itu, kategori The Most Impactful diberikan kepada Algatek Karbon Nusantara atas teknologi penangkapan karbon berbasis alga yang efektif untuk mengurangi polusi karbon, khususnya bagi CSR industri. Produk Algatek menargetkan pasar indoor dan outdoor dengan fokus pada industri besar seperti PLN dan UN. Perwakilan Algatek menyebutkan,
“Kami percaya bahwa solusi ini dapat menjadi langkah penting untuk mendukung keberlanjutan, terutama dalam pengelolaan karbon bagi industri besar," ucapnya.
Menurut Ketua LPIK ITB, Irwan Gumilar, BSPD bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga simbol kolaborasi antara berbagai pihak dalam mendukung ekosistem startup di Bandung dan Indonesia.
“Kami berharap acara ini dapat menjadi sarana bagi startup untuk memperluas jaringan dan menyampaikan visi mereka kepada audiens yang lebih luas,” jelasnya.
BSPD 2024 bukan hanya ajang pitching, tetapi juga tonggak penting dalam membangun ekosistem startup yang berkelanjutan. Dengan dukungan yang terus mengalir dari berbagai pihak, BSPD diharapkan mampu memperkuat posisi Bandung sebagai pusat inovasi teknologi di Indonesia, bahkan dunia. Bandung Startup Pitching Day 2024 membuktikan bahwa kolaborasi adalah kunci menuju masa depan yang lebih inovatif, inklusif, dan berkelanjutan.
Editor : Okky Adiana