CIMAHI, iNewsCimahi.id - Dinas Pendidikan Kota Cimahi mengidentifikasi masih terdapatnya kasus anak putus sekolahdi Kota Cimahi pada jenjang SD dan SMP. Kasus anak putus sekolah yang terjadi berdasarkan data pada Dashboard Verifikasi Validasi Anak Tidak Sekolah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kondisi pendidikan Kota Cimahi saat ini memiliki permasalahan berupa kasus Drop Out (DO) Sekolah Dasar 389 kasus dan 544 Kasus Lulus Tidak Melanjutkan (LTM) SD, 475 Kasus DO SMP dan 760 kasusLTM SMP.
Untuk mencegah dan mengurangi anak putus sekolah seluruh elemen baik itu pemerhati pendidikan mulai darikeluarga, komunitas, dan seluruh stakeholders diharapkan dapat memberikan perhatian terhadap masalah pendidikannasional karena masalah anak putus sekolah yang terusdibiarkan dapat menjadi awal mula munculnya berbagaimasalah sosial yang lebih besar yang sudah tentu menjadihambatan dalam mempersiapkan generasi penerus menujuI ndonesia Emas 2045.
Salah satu elemen penting dalam pencegahan anak putussekolah adalah Guru BK (Bimbingan dan Konseling). Guru BK berperan penting dalam memberikan pembinaan terhadapanak yang rawan putus sekolah dengan cara menciptakan suasana yang nyaman dan positif melalui layanan bimbingandan konseling, memberikan dukungan supaya anak tetap maudan semangat melanjutkan pendidikannya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Dinas Pendidikan Kota Cimahimenyelenggarakan kegiatan pendampingan kepada Guru BK dan Pengurus TPPK (Tim Pencegahan dan PenangananKekerasan) dan layanan konseling bagi murid rawan putussekolah SMP se Kota Cimahi pada, Selasa (27/08) bertempatdi Aula SMP BPK Penabur Cimahi.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Nana Suyatna menjelaskan kegiatan pendampingan kepadaguru BK dan pengurus TPPK merupakan upaya dari Dinas Pendidikan Kota Cimahi dalam mengimplementasikan strategi pencegahan dan penanganan anak putus sekolah karena drop out dan lulus tidak melanjutkan (LTM) di Kota Cimahi.
“Kasus putus sekolah merupakan muara dari berbagai persoalan yang dihadapi siswa, karena dipengaruhi berbagai faktor, seperti siswa tidak mengikuti pembelajaran tatap mukadan tidak ikut ujian; siswa sudah malas sekolah dan memilih bekerja; pengaruh negatif pergaulan; kondisi ekonomi yang lemah; kurangnya dukungan dari keluarga dan siswamengalami perundungan," ungkapnya.
Nana menilai, diperlukan upaya pencegahan dan penangananyang holistik dan dilakukan sedini mungkin.
“Kami memiliki kekuatiran terhadap kasus anak putus sekolah di Kota Cimahi, karena bila dibiarkan dapat menjadi awal mula dari masalahsosial yang lebih besar seperti pengangguran, kejahatan, pernikahan di luar nikah, kemiskinan hingga stunting”, tambahnya.
Dinas Pendidikan Kota Cimahi bekerja sama dengan konselor sebagai narasumber yang memberikan materi terkaitpemberian layanan konseling terhadap peserta didik denganfokus tentang kesehatan mental. Menurut Nana Kasus DO dan LTM memiliki bermacam faktor penyebab, untuk itupendampingan intensif sangat diperlukan.
“Dinas Pendidikan berupaya untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, untuk itu mencegah dan menangani kasus anak putus sekolah, Disdik melakukan upaya kolaborasi, pengasuhan, pendampingan intensif dan pendanaan kolaboratif yang kami maknai dengan pendekatan Babarengan, Asuh, Rencangan dan Udunan” pungkasnya.
Nana juga menambahkan bahwa Pembekalan pendampingankepada guru BK dan pengurus TPPK telah dilaksanakan pada tanggal 20 agustus 2024, sedangkan hari ini Disdik memberikan layanan konseling kepada murid rawan putussekolah perwakilan SMP se Kota Cimahi.
Turut hadir dalam acara tersebut Fransiska Sulaemasari, S. Psi, sebagai narasumber (psikolog), Kepala BidangPendidikan SMP Tohari, dan Kepala Seksi Peserta Didik SMP Nia R. Fathiyah.
Editor : Okky Adiana