BANDUNG, iNewsCimahi.id - Ratusan orang berkumpul di Sekretariat Tim Pemenangan Daerah Ganjar Pranowo-Mahfud MD Jawa Barat, Sabtu (6/1/2024) malam. Mereka pun memegang lilin dan membawa bunga.
Meski di bawah guyuran hujan, ratusan orang tersebut bergeming memerhatikan orasi yang dilakukan secara bergantian oleh perwakilan relawan Ganjar-Mahfud. Mereka mengecam aksi kekerasan aparat yang dilakukan kepada relawan Ganjar-Mahfud di Sleman (Yogyakarta) dan Boyolali (Jawa Tengah).
Direktorat Relawan Tim Pemenangan Daerah Ganjar-Mahfud Jawa Barat Budi Hermansyah mengatakan, acara ini merupakan bentuk solidaritas kepada relawan yang menjadi korban kekerasan aparat di Sleman dan Boyolali.
“Ini merupakan aksi solidaritas untuk saudara-saudara kita yang sudah menjadi korban kekerasan, baik di Sleman maupun Boyolali. Terutama di Sleman ada yang meninggal dunia karena kekerasan politik,” ujarnya.
Dia menilai, apa yang dialami oleh relawan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut tiga di wilayah tersebut bukan lagi tindak kriminal biasa melainkan kekerasan politik, terlebih aksi tersebut dilakukan aparat keamanan yang harusnya melindungi rakyat.
“Ini bukan lagi tindak kriminal kekerasan biasa, tapi sudah menyangkut kekerasan politik dalam praktik berdemokrasi. Ini tentu sudah tidak sehat dan sangat menciderai proses demokrasi di Tanah Air,” tegasnya.
Pihaknya, diutarakan Budi, akan membawa aksi kekerasan oleh aparat itu ke ranah hukum. Terlebih, Tim Pemenangan Nasional sudah melaporkan tindak kekerasan itu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
“Kenapa ke Komnas HAM? Karena ini kekerasan politik, bukan aksi kriminal kekerasan biasa,” ucapnya.
Sementara itu, Irfan Khairullah yang merupakan ketua kegiatan solidaritas kali ini menambahkan, lilin yang dibawa peserta aksi merupakan simbol harapan dari relawan untuk Ganjar-Mahfud.
“Jadi lilin ini adalah simbol harapan bahwa pelanggaran hak asasi manusia terhadap demokrasi akan diselesaikan oleh Ganjar-Mahfud. Sementara bunga adalah bentuk duka cita kami, terutama untuk para ibu yang kehilangan anaknya,” tuturnya.
Editor : Okky Adiana