INDRAMAYU, iNewsCimahi.id – Pengadilan Agama Indramayu mengungkapkan bahwa ribuan suami mengajukan gugatan perceraian terhadap istrinya. Berdasarkan catatan pada 2022, terdapat 2.102 perkara cerai talak dari total sejumlah 7.771 perkara yang diputuskan hakim.
Humas Pengadilan Agama Indramayu, Dindin Syarief Nurwahyudin menjelaskan bahwa cerai talak merupakan perkara perceraian yang diajukan oleh pihak suami kepada istri. Tingginya angka cerai talak tersebut salah satunya karena banyaknya suami yang ditinggalkan istri ke luar negeri untuk menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW.
"Tingginya minat warga Indramayu bekerja ke luar negeri ini sangat berpengaruh kepada hubungan rumah tangga mereka. Tentu ini memang ada hubungannya dengan faktor biologis," papar Dindin seperti dilansir okezone, Sabtu 21 Januari 2023.
Menurut Dindin, banyak istri yang memutuskan menjadi TKW karena desakan ekonomi. Mereka bekerja di luar negeri dalam jangka waktu yang lama atau bertahun-tahun.
"Tidak sedikit istri yang tidak ingin pulang karena merasa kebutuhan ekonominya terpenuhi saat bekerja di luar negeri," tuturnya.
Di sisi lain, kata Dindin, suami yang ditinggal di kampung halaman membutuhkan istrinya. Selain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, juga kebutuhan biologis.
"Sedangkan karena ke luar negeri suami ini ditinggal dalan jangka waktu lama selama bertahun-tahun, sehingga memutuskan untuk meninggalkan (cerai)," tutur Dindin.
Dindin menilai, salah satu faktor penyebab terjadinya hal tersebut karena tingkat ekonomi Kabupaten Indramayu yang rendah. Maka banyak istri yang terpaksa memilih jalan pintas dengan bekerja ke luar negeri karena iming-iming penghasilan yang jauh lebih besar.
Selain itu faktor lain yang menyebabkan suami mengajukan cerai karena pendapatan atau ekonomi yang rendah membuat istri selalu mengeluh sehingga membuat suami mengajukan perceraian.
Kondisi tersebut, diakui Didin cukup ironis. Pasalnya, Kabupaten Indramayu merupakan daerah lumbung padi nasional bahkan daerah produksi padi terbesar di Indonesia. Namun, tingkat ekonomi di Indramayu masih rendah dan berpengaruh pada keutuhan rumah tangga.
Didin berharap, kondisi tersebut bisa dijadikan bahan evaluasi dari semua pihak agar angka perceraian yang tinggi di Indramayu tersebut bisa ditekan. "Memang secara umum untuk di Indramayu didominasi oleh faktor ekonomi," paparnya.
Editor : Andi Hadiana