CIMAHI, iNewsCimahi.id - Pemerintah berencana akan membatasi penjualan gas 3 Kg atau gas melon yang hanya akan di salurkan melalui penyalur resmi atau penyalur pangkalan.
Hal ini membuat beberapa masyarakat merasa keberatan, terlebih mereka lebih senang membeli langsung kepada warung eceran di banding langsung membeli di pangkalan resmi.
"Ah, saya mah nggak setuju lah, mending kayak biasa aja, daripada harus beli ke pangkalan resmi, jauh juga soalnya," ujar Rohyati, salah satu warga RT 03 RW 15 Kelurahan Citereup, Cimahi Utara, Kota Cimahi, saat dihubungi oleh iNews Cimahi, Selasa (17/1/2023).
Menurutnya, pembelian gas melon lebih mudah di warung eceran, karena harganya yang relatif murah dibanding harga penyalur resmi.
"Mending di warung eceran harganya murah," ucapnya.
Disisi lain, Maesa (43) salah satu pedagang mengatakan, jika distribusi yang dilakukan oleh pemerintah langsung kepada penyalur, sangat membuatnya rugi, terlebih kondisi penyalur yang jauh dan harga yang lumayan lebih mahal.
"Untuk saya mah mending kayak sekarang aja, nggak usah harus ke penyalur. Nanti kalau saya lagi jualan tiba-tiba habis gas terus ke penyalur jauh. Mending langsung ke eceran aja yang deket dan murah juga," ucapnya
Disisi lain, pemerintah mengatakan, jika rencananya pendistribusian gas ke penyalur resmi bertujuan agar data konsumen penerima lebih akurat dan tepat sasaran.
"Kita bisa mengatakan sistem dari sub penyalur bisa tepat sasaran dan lebih baik karena bisa langsung sampai ke konsumen dan pencatatannya pun tidak manual langsung menggunakan sistem," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji.
Sementara itu PT Pertamina Patra Niaga melalui Corporate Secretary Irto Ginting menjelaskan, jika saat ini dirinya sedang mengatur bagaimana penyaluran Elpiji bisa sejalan dengan pemerintah dan juga mengatakan jika rencana penyaluran langsung ke pengecer tidak lagi bisa.
"Saat ini kita sedang sesuaikan, dan langsung ke penyalur," ujarnya Jumat (13/01/2023) lalu.
Editor : Okky Adiana