Digital Epidemiology: BRIN Dorong Transformasi Kajian Kesehatan Lewat Analisis Big Data

Ghani Rahmat
BRIN melalui PRSDI akan menggelar webinar bertema “Digital Epidemiology: Transformasi Kajian Kesehatan dengan Sains Data” di Bandung, pada Rabu (14/5/2025). (Foto: istimewa)

BANDUNG, iNewsCimahi.id - Dalam era transformasi digital dan ledakan data, studi epidemiologi tak lagi mengandalkan metode konvensional. Pemanfaatan teknologi sains data kini menjadi kunci dalam memahami pola penyebaran penyakit, menganalisis faktor risiko, serta merumuskan strategi pencegahan yang efektif. 

Menjawab tantangan tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Sains Data dan Informasi (PRSDI) akan menggelar webinar bertema “Digital Epidemiology: Transformasi Kajian Kesehatan dengan Sains Data” di Bandung, pada Rabu (14/5/2025).

Menurut Esa Prakasa, Kepala PRSDI, pendekatan epidemiologi modern membutuhkan analisis komprehensif berbasis Big Data. “Kita butuh model prediktif, deteksi dini, hingga pemetaan spasial dan temporal penyakit. Semua itu hanya mungkin dilakukan dengan teknologi sains data,” ujarnya.

Namun, lanjut Esa, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi, seperti kualitas data, perlindungan privasi, dan kompleksitas interpretasi model. Meski begitu, integrasi berbagai sumber data menjadikan kajian epidemiologi lebih cepat, presisi, dan berbasis bukti. “Webinar ini kami harapkan menjadi jembatan untuk diseminasi riset PRSDI dan mendorong kolaborasi interdisipliner antara bidang kesehatan dan sains data,” tambahnya.

Salah satu sorotan dalam webinar ini adalah pemanfaatan Data Administratif Kesehatan untuk studi epidemiologi, yang akan disampaikan oleh Purnomo Husnul Khotimah, Peneliti Ahli Madya dan Ketua Kelompok Riset Temu Kembali Informasi di PRSDI.

“Data administratif, seperti data klaim asuransi kesehatan, meski tidak dikumpulkan untuk tujuan riset, memiliki nilai analitis tinggi dalam mengungkap tren penyakit dan peta risiko,” jelas Husnul. 

Ia menekankan bahwa penggunaan data ini bisa membuat riset epidemiologi lebih cost-effective, mengingat data tersedia secara rutin dan luas.

Husnul juga menggarisbawahi potensi pemanfaatan data tersebut untuk menghasilkan visualisasi spasial, peta risiko relatif, serta rekomendasi kebijakan berbasis bukti. Hal ini dinilai sangat penting mengingat riset epidemiologi pada skala besar membutuhkan biaya besar dan sumber daya yang kompleks.

Dengan diselenggarakannya webinar ini, BRIN berharap akan tercipta inovasi baru dalam surveilans kesehatan, pengembangan kebijakan berbasis data, dan peningkatan respons sistem kesehatan nasional melalui pendekatan digital yang lebih adaptif dan akurat.

Editor : Okky Adiana

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network