651 Ribu Warga Indonesia Meninggal Akibat Penyakit Jantung

Ghani Rahmat
Di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, lebih dari 8,1 juta jiwa tercatat meninggal karena penyakit ini pada 2019. (Istimewa)

JAKARTA, iNewsCimahi.id - Indonesia menghadapi krisis kesehatan yang kian mengkhawatirkan. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa 17,9 juta orang di dunia meninggal setiap tahunnya akibat penyakit kardiovaskular (PKv), menjadikannya penyebab kematian nomor satu secara global. Di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, lebih dari 8,1 juta jiwa tercatat meninggal karena penyakit ini pada 2019.

Khusus di Indonesia, beban penyakit ini sangat nyata. Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) mencatat 651.481 kematian akibat PKv pada 2019, yang meliputi stroke (331.349 kematian), penyakit jantung koroner (245.343), jantung hipertensi (50.620), dan lainnya.

Menyikapi situasi ini, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) melalui Kelompok Kerja Prevensi dan Rehabilitasi Kardiovaskular meluncurkan Deklarasi InaPrevent 2025, sebuah inisiatif strategis nasional yang bertujuan menekan angka kejadian dan dampak penyakit jantung secara menyeluruh dan terintegrasi.

Ketua PERKI dr. Ade Meidian Ambari, SpJP(K), penyakit kardiovaskular adalah silent killer yang dapat dicegah sejak dini dengan pendekatan komprehensif mulai dari promosi gaya hidup sehat, deteksi dini, hingga rehabilitasi pasca kejadian, sakit jantung. Upaya pencegahan tidak berhenti di ruang praktik. Edukasi, kolaborasi komunitas, dan keberpihakan kebijakan adalah kunci. 

"Kami ingin menjadikan prevensi sebagai budaya dan rehabilitasi sebagai hak bagi semua penyintas kardiovaskular di Indonesia.” ujar dr Ade dalam keterangan resminya, Senin (12/5/2025)

Beban finansial yang ditimbulkan oleh penyakit ini juga sangat besar. Data BPJS Kesehatan pada tahun 2022 menunjukkan bahwa layanan kesehatan untuk penyakit jantung dan pembuluh darah menyedot dana sebesar Rp 10,9 triliun untuk 13.972.050 kasus, jumlah ini hampir separuh dari total biaya pelayanan kesehatan.

Hal Ini bukan hanya persoalan medis, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi. Negara membutuhkan langkah strategis dan komprehensif untuk mencegah bencana kesehatan yang lebih besar di masa depan, 

Ketua POKJA Prevensi dan Rehabilitasi Kardiovaskular – PERKI, dr. Abdul Halim Raynaldo, SpJP(K) mengatakan tanpa perubahan paradigma dan komitmen bersama, kita akan terus menghadapi beban ekonomi dan sosial akibat penyakit kardiovaskular.

Dr. Halim juga menyatakan “Dengan semangat ‘Jantung Sehat, Indonesia Kuat’, deklarasi ini mengajak semua pihak untuk berkontribusi bukan hanya dokter dan tenaga medis, tapi juga keluarga, institusi pendidikan, pemangku kebijakan, sektor swasta, bahkan komunitas olahraga, Para penyintas penyakit kardiovaskular bisa dan berhak mendapat kesempatan kedua menjalani hidup yang produktif dan  bermanfaat. Kita harus membantu mereka mendapatkan kualitas hidup yang optimal saat pulih setelah serangan.”

"Deklarasi InaPrevent 2025 adalah langkah strategis yang diharap dapat menjadi tonggak transformasi kesehatan jantung di Indonesia.” tegasnya

Adapun, Ketua Prlaksana The 8th InaPrevent 2025 dr. Badai Bhatara Tiksnadi, SpJP(K) menambahkan sebagai dokter spesialis jantung dan pembuluh darah berdedikasi penuh untuk ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas kesehatan jantung masyarakat. Salah satunya dengan memfasilitasi pendidikan berkelanjutan melalui symposium dan pelatihan dalam seminar nasional seperti Inaprevent.

"Kami memberikan ilmu-ilmu terbaru yang aplikatif bagi dokter umum, dokter spesialis dan paramedis lain nya di bidang prevensi dan rehabilitasi kardiovaskular. Bahkan kami mengundang para ahli dari dalam dan luar negri untuk memenuhi kebutuhan ilmu para dokter di Indonesia”, ungkapnya

Deklarasi InaPrevent 2025 adalah panggilan nasional untuk semua tenaga kesehatan, pembuat kebijakan, dan masyarakat luas agar bersama-sama membangun masa depan jantung yang lebih sehat untuk Indonesia. Berisi langkah-langkah strategis yang berupa sepuluh pernyataan sikap dan aksi yang dirancang untuk menjadi fondasi kerja nasional dalam mengurangi angka kejadian dan dampak dari penyakit kardiovaskular.

Deklarasi ini memiliki cakupan luas dan menyentuh berbagai aspek, mulai dari pencegahan primordial, yang menekankan pentingnya lingkungan yang mendukung kesehatan jantung sejak masa kanak-kanak, hingga prevensi sekunder yang menekankan pentingnya rehabilitasi jantung setelah kejadian akut seperti serangan jantung dan stroke.

Deklarasi InaPrevent 2025 tidak hanya berhenti pada penyataan sikap, tetapi akan ditindaklanjuti dengan peluncuran kampanye edukasi nasional di media digital dan konvensional, Integrasi program prevensi dan rehabilitasi di puskesmas dan rumah sakit daerah, Pelatihan untuk tenaga kesehatan mengenai deteksi dini dan manajemen faktor risiko dan Kemitraan dengan sektor swasta, sekolah, dan komunitas olahraga

“Tujuannya adalah menjadikan prevensi sebagai budaya, bukan hanya intervensi medis. Kami ingin anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang membentuk gaya hidup sehat, bukan memperbaiki penyakit ketika sudah parah,” tambah dr. Halim.

PERKI menyerukan kepada pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk memberikan dukungan nyata terhadap pelaksanaan deklarasi ini, termasuk dalam hal regulasi, anggaran, serta pelibatan lintas sektor. Sedangkan kepada masyarakat, POKJA Prevensi dan Rehabilitasi Kardiovaskular mengajak untuk 

menjalani gaya hidup aktif, menghindari rokok dan makanan tinggi lemak trans, meelakukan pemeriksaan kesehatan berkala dan mendukung keluarga dan komunitas dalam perubahan gaya hidup

“Jantung sehat bukanlah milik elit. Ini adalah hak semua orang Indonesia. Kita harus memastikan bahwa dari Sabang sampai Merauke, setiap individu memiliki akses untuk hidup lebih lama dan lebih sehat,” pungkas dr. Ade.

Editor : Okky Adiana

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network