JAKARTA, iNewsCimahi.id - Di dalam gelapnya ruang bioskop di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, suara hati bangsa perlahan menggema. Bukan dalam bentuk orasi atau pidato politik, melainkan lewat adegan dan dialog dalam film Nyanyi Sunyi Dalam Rantang, karya terbaru dari sutradara ternama Garin Nugroho.
Film yang diproduksi oleh Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) ini bukan sekadar tontonan. Ia adalah ajakan—sebuah renungan bersama tentang bagaimana korupsi menyusup dalam kehidupan, bahkan di tempat-tempat yang paling sunyi.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Setyo Budiyanto, berharap film ini bisa menjadi autokritik bagi siapa saja yang menontonnya. "Kita bisa mengoreksi diri, apa yang sudah kita lakukan dan apa yang bisa diperbaiki ke depan," ujar Setyo. Jumat malam (9/5/2025)
Sementara itu, Pelaksana Tugas Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Aminudin
menegaskan bahwa narasi kuat dalam film ini adalah bagian penting dari pencegahan korupsi. "Bukan hanya soal tata kelola, tapi juga soal membangun kesadaran bersama," katanya.
Garin sendiri menyampaikan harapannya agar Nyanyi Sunyi Dalam Rantang menjadi pemantik bagi lahirnya film-film lain dengan tema hukum dan keadilan. Menurutnya, persoalan korupsi sering kali hadir dalam senyap dan luput dari perhatian publik.
“Saya harap renungan ini bisa menggerakkan lebih banyak partisipasi serius lewat karya-karya sejenis,” katanya.
Kini, harapannya tak berhenti di layar. KPK mendorong agar film ini diputar dalam acara nonton bareng di kementerian, lembaga negara, hingga BUMN.
Bahkan, mereka juga mengajak para influencer untuk turut menyuarakan pesan penting di balik cerita ini. Karena sebuah rantang memang sunyi, tapi pesan yang dibawanya bisa sangat lantang.
Editor : Okky Adiana
Artikel Terkait
