Pemkot Cimahi Tetapkan Pencanangan Tanggap Darurat Sampah

Okky Adiana
Pemerintah Kota Cimahi resmi menetapkan status Tanggap Darurat Sampah seiring memuncaknya volume sampah pasca Idulfitri yang mencapai lebih dari 570 ton. (Istimewa)

CIMAHI, iNewsCimahi.id - Pemerintah Kota Cimahi resmi menetapkan status Tanggap Darurat Sampah seiring memuncaknya volume sampah pasca Idulfitri yang mencapai lebih dari 570 ton, tersebar di sejumlah Tempat Penampungan Sementara (TPS) maupun area non-TPS. 

Dalam menyikapi krisis ini, Wali Kota Cimahi Ngatiyana memimpin langsung Apel Siaga Pembersihan Sampah yang dilaksanakan serentak di tiga titik utama: TPS Cibeber (Cimahi Selatan), TPS Marimar belakang Cimahi Mall (Cimahi Tengah), dan TPS Pasar Atas (Cimahi Utara).

Penumpukan sampah dipicu oleh menurunnya pengelolaan di tingkat rumah tangga serta terbatasnya kuota pembuangan ke TPA Sarimukti. Kondisi tersebut menyebabkan banyak TPS mengalami kelebihan kapasitas, sehingga memicu dampak serius: pencemaran udara, risiko banjir akibat saluran tersumbat, serta peningkatan potensi penyebaran penyakit.

Ngatiyana mengungkapkan bahwa penumpukan sampah di berbagai lokasi menciptakan tantangan serius bagi kebersihan kota.

"Hari ini, kita berkumpul untuk menunjukkan komitmen bersama dalam membersihkan lingkungan kita. Sampah tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga berdampak pada kesehatan masyarakat,” ujarnya Senin (21/4/2025).

Ia menegaskan bahwa upaya penanggulangan dilaksanakan melalui Clean Up Massal selama satu pekan ke depan, dimulai 21 April hingga 27 April 2025. Semua armada pengangkut dikerahkan, didukung oleh unsur TNI, Polri, Satpol PP, hingga tokoh masyarakat. “Hari ini kami kerahkan 16 truk hanya untuk TPS Cibeber. Ini langkah awal menuju Cimahi bebas sampah,” tegasnya.

Pemkot Cimahi merancang solusi berbasis teknologi dengan pembangunan unit pengolah sampah, seperti incinerator dan mesin pemilah, yang akan memproduksi residu bernilai guna seperti paving block. Upaya ini ditargetkan mengurangi ketergantungan Kota Cimahi pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Menurut Ngatiyana timbulan sampah yang dihasilkan Kota Cimahi diperkirakan mencapai sekitar 240 ton setiap harinya. Sehingga untuk mengolah sampah-sampah tersebut dibutuhkan sekitar 12 titik pemasangan incinerator. Karenanya Ia berharap upaya ini mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, termasuk bantuan unit incinerator tambahan guna mempercepat pengolahanmandiri sampah di tingkat kota. 

“Kami sedang ajukan dukungan ke Pemprov untuk tambahan peralatan, agar pengolahan sampah tuntas dilakukan di dalam kota,” tambah Wali Kota.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Cimahi Chanifah Listyarini meminta partisipasi aktif semua masyarakat Kota Cimahi untuk memilah sampah rumah tangga. Untuk mendukung hal tersebut Ia mengungkapkan bahwa pihaknyamelibatkan penggerobak sampah yang tersebar di seluruh kelurahan. 

Chanifah menjelaskan bahwa sosialisasi pemilahan sampah akan dilakukan kepada sekitar seribu penggerobak. Ia menargetkan lebih dari 1.000 penggerobak mendapat pelatihan dalam sepekan ke depan. Sosialisasi ini dilakukan untuk memastikan pemilahan tidak tercampur kembali saat diangkut ke TPS. “Kami akan menerapkan prinsip ‘no pilah, no angkut’. Jika sampah tidak dipilah, kami tidak akan mengangkutnya,” tegas Chanifah.

Keterlibatan masyarakat untuk aktif memilah dan mengolah sampah dari rumah ini diharapkan menjadi bagian dari kolaborasi mewujudkan Cimahi Zero to TPA. Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik.

Editor : Okky Adiana

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network