JAKARTA, iNewsCimahi.id - Bagi seorang railfans istilah Balaiyasa mungkin sudah tidak asing lagi. Namun, bagi sebagaian masyarakat Balaiyasa mungkin masih sedikit asing.
Balaiyasa (BY) adalah tempat yang digunakan untuk melakukan perawatan besar terhadap sarana perkeretaapian. Istilah balaiyasa ini pertama kali digunakan pada tahun 1959 untuk Balai Yasa Yogyakarta.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba mengatakan, Balaiyasa ini memegang peranan vital dalam memastikan keandalan sarana kereta api apalagi saat menjelang angkutan Lebaran 2025. Dengan memastikan keandalan sarana kereta api melalui perawatan dan modifikasi yang dilakukan di Balaiyasa Manggarai, salah satu bengkel kereta api yang terdapat di Jakarta Selatan.
"Balaiyasa Manggarai memegang peranan vital dalam memastikan keandalan sarana kereta api jelang angkutan Lebaran 2025. Hal itu agar tidak terjadi gangguan selama masa Angkutan Lebaran 1446H yang berlangsung mulai 21 Maret s.d 11 April 2025," kata Vice President Public Relations KAI, Anne Purba. Rabu (19/3/2025)
Anne menjelaskan, peran penting Balaiyasa Manggarai tersebut adalah dengan menyelesaikan perawatan 156 kereta dan 8 kereta pembangkit untuk memastikan keandalan sarana dan mencegah terjadinya gangguan. "Untuk perawatan yang dilakukan di Balaiyasa Manggarai sendiri meliputi perawatan 2 tahunan dan 4 tahunan," katanya.
3 Fakta Sejarah Balaiyasa Manggarai Jakarta
Dikutip dari buku berjudul "Sejarah Perkeretaapian Indonesia Dulu, Kini dan Mendatang" hoofd-Werkplaats Manggarai ini dibangun sekitar tahun 1915, dan tahun 1920 Werkplaat mulai beroperasi.
1. Terbesar dan Modern Pada Masanya
Pada masanya, Balai Yasa Manggarai adalah yang terbesar dan termodern dengan fungsi utamanya adalah pemenuhan kebutuhan suku cadang rollingstock, pemeriksaan dan perbaikan lokomotif, kereta, dan gerbong dan hingga saat ini masih terus berjalan.
2. Membangun Kereta Inspeksi
Dengan peralatan yang lengkap dan modern, pada tahun tahun 1938, Werkplaat Manggarai membangun sebuah kereta inspeksi seri IL yang digunakan oleh gubernur jenderal Hindia Belanda.
Selain itu juga dibangun beberapa kereta tidur yang diperuntukan bagi penumpang kelas satu yakni seri SAGL. Kereta tersebut terbuat dari bahan baja, dibuat siang dan malam oeh para pekerja pribumi.
3. Membuat Locomotif
Tahun 1942, Jepang masuk ke Indonesia dan mengusai aset yang ditinggalkan oleh Belanda termasuk Werkplaat Manggarai. Untuk mendukung pergerakan pasukan Jepang, sejumlah ahli dari Jelang dengan bantuan pekerja teknik Indonesia yang tergabung dalam Seinenden bengkel Manggarai berhasil membuat lokomotif dengan mesin diesel pabrikan Mercedes.
Lokomotif tersebut sempat pula diuji coba jalan dari Manggarai ke Tanah Abang. Hasilnya pun memuasakan. setelah itu dilakukan percobaan jalan dari Manggarai ke Bogor.
Balaiyasa di Indonesia
Selain di Balaiyasa Manggarai, di Pulau Sumatera, terdapat Balaiyasa Lahat di Sumatera Selatan, Balaiyasa Padang di Sumatera Barat, dan Balaiyasa Pulubrayan di Sumatera Utara yang juga memiliki kemampuan untuk merawat sarana kereta api baik lokomotif, kereta penumpang maupun gerbong barang.
Saat ini, KAI terus berupaya meningkatkan inovasi digitalisasi sarana untuk memberikan pengalaman yang lebih nyaman dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan saat ini. Digitalisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kereta api secara keseluruhan.
Editor : Okky Adiana
Artikel Terkait