BANDUNG, iNewsCimahi.id - Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) telah meluluskan 18 orang mahasiswa internasional pada jenjang S1, S2 dan S3 dan pada Wisuda Gelombang III ini dihadiri oleh 8 orang perwakilan mahasiswa internasional.
Adapun mereka yang lulus sebagai mahasiswa internasional tahun 2023 adalah mahasiswa-mahasiswi yang berasal dari Italia, Cina, Ghana, Korea Selatan, Uzbekistan, dan Thailand.
Pada wisuda Gelombang III ini, UPI mewisuda 6407 orang dan dilaksanakan dalam 3 hari dengan rincian, untuk jenjang pendidikan lulusan D-3 (Diploma) sebanyak 157 orang, lulusan S-1 (Sarjana) sebanyak 5401 orang, lulusan S-2 (Magister) sebanyak 674 orang, dan lulusan S-3 (Doktor) sebanyak 175 orang. Wisuda berlangsung di Gedung Gymnasium Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Selasa hingga Kamis (11-12/10/2023).
Rektor UPI Prof M Solehuddin mengatakan, bahwa wisuda adalah momen penting yang mencerminkan pencapaian luar biasa para lulusan. Mereka bukan hanya sekadar menerima gelar akademik, tetapi juga menerima kunci untuk pintu masa depannya.
“UPI adalah tempat di mana para lulusan UPI tersebut tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter, mengasah kemampuan kepemimpinan, dan menemukan hasratnya. Mereka telah menjadi bagian dari komunitas yang mendukung dan menginspirasi satu sama lain,” ujar Rektor.
Menurutnya, secara keseluruhan wisuda pada gelombang 3 tahun ini merupakan jumlah terbanyak yaitu 6407 orang. Diantaranya terdapat sejumlah mahasiswa internasional yang tentu ini mengindikasikan bahwa UPI semakin terekognisi oleh dunia luar dunia.
“Ya upaya ini tentu terus harus ditingkatkan lagi karena belum memenuhi harapan kita. Jadi kalau misalnya kita berharap ada 1% dari seluruh mahasiswa UPI yang sekian puluh ribu itu masih kurang. Oleh karena itu, disamping melakukan apa yang harus kita lakukan, tentunya bagaimana kita memberikan informasi yang luas kepada khalayak luas, juga kita harus menjaga kualitas, karena dengan terjaganya kualitas itu secara otomatis akan menjadi alat bagi kita untuk menebarkan nama UPI keseluruhan,” paparnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor UPI Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan Prof Didi Sukyadi, mengatakan bahwa sebetulnya kalau jumlah lulusan yang ada itu masih jauh. Kalau persyaratan untuk kepentingan WCU sama QS ranking, pemeringkatan akreditasi kan mestinya lebih banyak lagi, bisa di angka ribuan, karena jumlah mahasiswa UPI banyak. Tapi dengan kondisi sekarang sudah bertambah, ini menjadi PR untuk terus menambah jumlah mahasiswa asing di tahun-tahun berikutnya.
”Kalau tidak salah, kita sudah membuat MoU dengan sebuah perusahaan di China. Mereka akan mengirim mahasiswa ke UPI sekitar 200-an orang. Kemudian, dengan Uzbekistan juga sudah melakukannya dan mereka akan kirim lebih banyak lagi. Hanya saja persoalannya mungkin kita harus lebih siap dalam kaitannya dengan penyediaan asrama, kemudian juga penyediaan layanan administrasi, juga penyedia layanan pembelajaran di kelas. Jadi sebetulnya ini masih belum apa-apa dibandingkan dengan universitas lain yang memang mahasiswa asingnya sudah jauh lebih banyak daripada kita. Oleh karena itu, kita harus lebih bekerja keras lagi,” paparnya.
Selain itu, kata Prof Didi, UPI mendapatkan tawaran untuk melaksanakan pameran di Timor Leste, mereka memerlukan informasi pendidikan untuk menyekolahkan siswa-siswanya untuk melanjutkan pendidikannya di UPI.
Lebih dari itu, UPI juga menjalin kerja sama dengan Papua Nuginin serta Thailand Selatan, sebuah kawasan di Thailand yang berbatasan dengan Semenanjung Malaysia yang memang bahasanya sama dengan kita, bahasa melayu, jadi tidak akan ada kendala bahasa. Tapi, tentu tantangan yang lebih besar adalah menjalin kerja sama dengan negara-negara pecahan Uni Soviet seperti Uzbekistan, Azerbaijan, Tajikiztan, Turkmenistan, dan lainnya. Kita perlu lebih banyak silaturahim ke sana, itu tugas yang cukup berat.
“Jadi usaha yang kita lakukan harus lebih keras lagi, mungkin dengan penyediaan beasiswa, kemudian penyediaan kerja sama-kerja sama dalam bentuk MoU, harus ditambah lagi. Jadi memang kalau menurut kriteria universitas dunia, yang masih harus ditambah ya hal-hal emacam itu,” pungkas Prof Didi.
Editor : Okky Adiana
Artikel Terkait