Irfan menerangkan—seraya mengutip data UNICEF—bahwa dua kontributor kekerasan dalam dunia pendidikan adalah disiplin dengan hukuman dan bullying.
“Disiplin biasa itu kenapa ada hubungan kekerasan karena mengandalkan hukuman untuk mengendalikan perilaku anak-anak. Hukuman tersebut dilakukan oleh orang yang punya power atau kekuatan kepada orang lemah,” kata Irfan.
Oleh karena itu, sekolah, guru, dan siswa harus mengubah mindset dari disiplin biasa ke disiplin positif. Kata Irfan, setiap orang punya kesadaran internal sehingga tidak perlu dikendalikan dengan hukuman karena mereka bisa melakukan sesuatu.
“Kalaupun ditambah hukuman, perilaku itu tidak akan pernah berubah. Maka diganti dengan disiplin positif, yakni fokus kepada kesadaran internal bahwa manusia itu fitrahnya adalah taat dan bisa sesuai aturan. Dengan begitu, anak-anak lebih punya dignity atau harga diri sehingga mereka melakukan sesuatu itu dengan kesadaran dan kebanggaan,” tandas Irfan.
Editor : Okky Adiana