Sementara itu, untuk sosok calon wakil presiden nama Ridwan Kamil berada di posisi teratas dengan 23,5 persen, diikuti Erick Thohir 10,3 persen, Sandiaga Uno 8,1 persen, dan AHY 7,4 persen.
“Di bawahnya menyusul nama-nama lain, misal Mahfud MD, Airlangga Hartarto, Khofifah Indar Parawansa,” ucapnya.
Sementara untuk partai politik, Gen Y dan Z memilih Gerindra dengan 21,9 persen, disusul PDI Perjuangan (14,9 persen) dan PKS (14,8 persen). Adapun partai lainnya yang muncul cukup tertinggal, sehingga hal tersebut menjadi pekerjaan rumah yang besar untuk meraih dukungan dan simpati dari pemilih muda.
“NasDem belum mampu mengapitalisasi efek yang dimiliki Anies. Nasdem hasil survei yang dipilih Gen Y dan Z itu sebesar 5,6 persen. Jadi, publik belum melihat asosiasi Anies dengan NasDem. Sedangkan Golkar persentasenya sebesar 8,1 persen. Tapi, untuk PAN cukup bagus 5,4 persen di Kota Bandung. Pemilih muda sudah mulai melirik PAN, karena branding marketing yang dilakukan PAN belakangan ini, salah satunya lewat viralnya lagu PAN di tiktok yang viewersnya jutaan. Jadi, marketing politik media sosial efektif untuk menggaet pemilih muda,” katanya.
Adapun alasan pemilih muda di Bandung banyak memilih capres itu paling tinggi sebesar 17,2 persen karena tertarik visi misi program partai politik. Alasan lainnya adalah telah lama memilih parpol tersebut dengan jumlah 16,7 persen, dan tertarik pada sosok calon sebesar 11,8 persen.
“Anak muda Bandung itu sebanyak 73,1 persen mengakses internet dan 25,8 persen menonton televisi, sedangkan 95,8 persen menggunakan media sosial. Paling banyak anak muda Bandung menggunakan medsos itu, antara lain whatsapp, instagram, tiktok, dan Youtube, sehingga situasi ini harus dimaksimalkan partai-partai untuk melakukan kampanye melalui medsos,” paparnya.
Editor : Okky Adiana