JAKARTA, iNewsCimahi.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan pada awal tahun 2023 mendatang tren cuaca ekstrem di Indonesia semakin mencapai pada puncaknya.
BMKG juga telah mengeluarkan tiga kali peringatan cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah, yaitu pada 1 Desember, 25 Desember, dan terakhir 27 Desember 2022.
Meski begitu cuaca ekstrem ini diakui Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mulai menurun untuk sesaat saja setelah tanggal 3 Januari 2023.
“Namun nanti akan meningkat lagi jadi fluktuatif,” kata Dwikorita, Rabu (28/12/2022).
Ia juga menyebut puncak dari musim hujan di setiap wilayah tidak sama. Bahkan saat ini di Jawa dan Bali tengah mengalami puncak musim hujan di bulan Desember sampai Januari.
"Namun puncak itu tidak selamanya di atas ada turun sedikit lalu nanti naik lagi ada gelombang seperti itu,” ungkapnya.
Menurut dia, diperkirakan hingga tahun baru berpotensi terjadinya hujan lebat yang ekstrim disertai kilat, petir, dan angin kencang.
“Khususnya di wilayah Jawa dari Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara yakni Nusa Tenggara Barat juga Nusa Tenggara Timur," jelasnya.
Yang harus diwaspadai kata dia yakni hujan yang levelnya lebih rendah karena diduga bisa membahayakan
“Misalnya hujan sedang hingga lebat di sebagian wilayah Aceh, Bengkulu Sumatera Barat Lampung Sumatera Selatan Kalimantan Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Maluku Tenggara Papua Barat dan Papua,” paparnya.
Dengan kondisi demikian, ia berpesan agar masyarakat lebih waspada dan berhati-hati serta terus memantau informasi cuaca dari BMKG.
Dia juga mendorong masyarakat untuk menggunakan informasi dari sumber resmi yang dipercaya pemerintah yang bertugas memberi peringatan dini.
Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak dibuat bingung oleh beberapa informasi yang tidak kredibel. Sebab harus ada quality control dalam memberikan informasi
“Sebelum keluar ke publik itu harus ada tahap quality control-nya. Kalau bukan sumber resmi, tahapan itu yang yang sulit untuk diwujudkan. Jadi agar tidak terombang-ambing, mohon izin dipercayakan pada informasi resmi dari pemerintah agar menghindari hoaks,” imbaunya.
Editor : Megha Nugraha