get app
inews
Aa Text
Read Next : HERSHARE 2025 Dorong Peran Perempuan dalam Pasar Modal Syariah

OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Tetap Terjaga Meski Volatilitas Global Meningkat

Senin, 12 Mei 2025 | 11:21 WIB
header img
OJK menegaskan bahwa stabilitas SJK Indonesia tetap terjaga di tengah dinamika perekonomian global yang kian tidak menentu. (Istimewa)

BANDUNG, iNewsCimahi.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) Indonesia tetap terjaga di tengah dinamika perekonomian global yang kian tidak menentu. Hal ini disampaikan dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK yang berlangsung pada 30 April 2025.

Ketidakpastian global meningkat signifikan pada April 2025, dipicu oleh rencana Amerika Serikat (AS) memberlakukan tarif impor resiprokal terhadap sejumlah negara mitra dagangnya. Meskipun Presiden Donald Trump menunda implementasinya selama 90 hari, tensi perdagangan antara AS dan Tiongkok terus memanas, berdampak langsung pada meningkatnya volatilitas pasar keuangan global.

Dalam pernyataan resmi OJK menyebutkan beberapa lembaga internasional pun merevisi turun proyeksi ekonomi dunia. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun ini hanya 2,8 persen, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata historis 3,7 persen. Sementara itu, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memproyeksi kontraksi volume perdagangan global sebesar 0,2 persen yoy.

Meski demikian, kondisi domestik Indonesia menunjukkan ketahanan. Perekonomian tumbuh sebesar 4,87 persen pada triwulan I-2025, ditopang konsumsi rumah tangga yang stabil. Inflasi headline tetap terkendali di level 1,95 persen yoy, dengan inflasi inti di angka 2,50 persen yoy.

Pasar Modal Bangkit, Investor Asing Masih Net Sell

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 3,93 persen secara bulanan (mtd) ke level 6.766,8 per akhir April 2025. Kenaikan ini berkat sinergi kebijakan OJK dan kolaborasi lintas lembaga, termasuk dalam forum KSSK. Kapitalisasi pasar meningkat 5,20 persen mtd menjadi Rp11.705 triliun.

Meski investor asing mencatatkan net sell Rp20,79 triliun mtd, minat investor domestik dan penguatan sektor-sektor strategis seperti basic material dan healthcare menjadi motor penggerak pasar. Sektor teknologi tercatat melemah.

Obligasi dan Investasi Tetap Tumbuh

Indeks pasar obligasi ICBI naik 1,61 persen mtd, dengan investor asing mencatatkan net buy Rp7,79 triliun. Di sisi industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) mencapai Rp821 triliun, naik 1,01 persen mtd, sementara NAB reksa dana naik 1,66 persen.

Penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp56,06 triliun dengan 6 emiten baru, sementara 85 pipeline penawaran umum dalam proses dengan potensi dana Rp70,54 triliun.

Kinerja Perbankan Stabil dan Resilien

Di sektor perbankan, kredit tumbuh 9,16 persen yoy menjadi Rp7.908,42 triliun. Kredit investasi mencatat pertumbuhan tertinggi 13,36 persen. Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 4,75 persen yoy, mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan.

Likuiditas perbankan tetap terjaga dengan rasio AL/NCD di atas 116 persen dan LCR di level 204,77 persen. Rasio kredit bermasalah (NPL) menurun menjadi 2,17 persen (gross) dan 0,80 persen (net), menunjukkan kualitas aset yang semakin baik.

Menariknya, kredit Buy Now Pay Later (BNPL) perbankan tumbuh pesat 32,18 persen yoy, meski porsinya terhadap total kredit masih kecil di angka 0,29 persen.

Di tengah tekanan eksternal, Indonesia menunjukkan resiliensi yang kuat baik di sektor pasar keuangan maupun perbankan. OJK terus memantau dan berkoordinasi secara aktif dengan seluruh pemangku kepentingan guna menjaga stabilitas dan kepercayaan investor, sekaligus memastikan pertumbuhan ekonomi tetap berada pada jalur yang positif.

Editor : Okky Adiana

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut