Manajemen Pengetahuan Kunci Transisi Berkelanjutan

JAKARTA, iNewsCimahi.id - SBM ITB sukses menggelar Knowledge Management Summit (KM Summit) dengan tema besar yang menitikberatkan pada transformasi organisasi melalui kepemimpinan hijau, keterampilan hijau, dan pengelolaan pengetahuan hijau,bersama dengan HUT SBM ITB yang ke-21.
Acara ini menghadirkan berbagai pembicara terkemuka dari akademisi, industri, dan pemerintahan yang membahas tantangan serta solusi keberlanjutan yang relevan dengan masa depan Indonesia. Acara ini bertempat di Amartha Village, Cilandak, Jakarta Selatan.
Putra Adhiguna, Managing Director Energy Shift Institute, membuka sesi dengan topik Business School in a Changing World. Ia menyoroti bahwa diskusi mengenai keberlanjutan dan target Net Zero telah mencapai titik matang.
“Meski demikian, transisi menuju energi berkelanjutan tetap tidak dapat dihentikan,” ujarnya.
Sekolah bisnis diharapkan berperan aktif dalam mendukung perubahan ini.
Sesi kedua yang dibawakan oleh Achmad Ghazali, Associate Professor SBM ITB, menerangkan mengenai konsep Kuznets Curve yang menunjukkan pada awal pembangunan, degradasi lingkungan meningkat karena adanya eksploitasi, ketika sudah berada di titik balik, kesadaran akan mulai meningkat untuk memperbaiki kondisi lingkungan. Ketika sudah sampai pada tahap tersebut, peran Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management sangat krusial. Achmad Gazali dalam pemaparannya menyampaikan “Salah satu manajemen pengetahuan yang dapat menjadi contoh adalah kearifan lokal yang selama berabad-abad berhasil membentuk dan menyalurkan pengetahuan bagi generasi penerus.
Sebagai tuan rumah, Andi Taufan, Founder dan CEO Amartha, juga berbagi pengalamannya dalam mengelola Amartha selama 15 tahun, turut serta meramaikan panggung bisnis berkelanjutan yang ada di Indonesia. “Kami berfokus pada pemberdayaan UMKM perempuan yang memiliki dampak besar terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar,” ungkapnya. Amartha juga berkolaborasi dengan organisasi Non-Profit dalam mengembangkan praktik pertanian berkelanjutan bagi petani rumput laut.
Knowledge Management Summit kali ini juga menghadirkan salah satu pemain besar Energi terbarukan, Pertamina New and Renewable Energy, yang dihadiri oleh CEO Pertamina NRE, John Anis. Pada sesi ini, ia berbagi mengenai kontribusi Pertamina sebagai penyedia energi bersih. John Anis, menjelaskan komitmen Pertamina dalam mencapai net zero emission pada tahun 2060. Dengan strategi dual growth, Pertamina fokus pada penguatan bisnis legacy serta pembangunan bisnis karbon rendah, termasuk pengembangan energi terbarukan seperti geotermal, bioetanol, dan hidrogen hijau. “Pertamina NRE memiliki tiga pedoman utama yaitu energy independency, energy security, dan energy transition agent.”
Dalam menyambut transisi hijau, tentu saja dibutuhkan human resources yang cakap dan berkeahlian tinggi untuk mewujudkan misi yang berkelanjutan. Sesi Government Role in Building Green Workforce menghadirkan Direktur Ketenagakerjaan BAPPENAS, Nur Hygiawati Rahayu. Ia menekankan pentingnya transformasi ekonomi hijau sebagai strategi keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle-income trap). “Green job sudah menjadi salah satu prioritas dalam RPJMN untuk mendukung ketercapaian ekonomi hijau,” ungkapnya. Kolaborasi dengan berbagai pihak baik nasional maupun global, terus dilakukan.
Sebagai pamungkas, Prof. Dr. Jann Hidajat Tjakraatmadja, MSIE, dalam penutupannya menekankan pentingnya ilmu pengetahuan sebagai sumber kehidupan.
“Ilmu adalah sumber kehidupan dan tentunya KM Summit adalah salah satu wadah berbagi dan menyampaikan ilmu ,” ujarnya.
Editor : Okky Adiana