BANDUNG, iNewsCimahi.id - Tokoh intelektual publik Rocky Gerung mengajak para mahasiswa untuk selalu berpikir terbuka dan kritis. Selain itu, Rocky juga menyoroti berbagai kebijakan dan program pemerintah yang kurang berpihak kepada masyarakat.
"Kampus harus menjadi corong terdepan dalam merumuskan berbagai kebijakan. Seharusnya kampuslah lembaga yang dapat menguji kebijakan-kebijakan menyangkut publik," kata Rocky, dalam seminar dengan tema ”Mengungkap Polemik Public Distrust dalam Implementasi Kebijakan Publik: Siapa yang Salah?”, di Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung dan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung, di Auditorium KH Ahmad Dahlan UM Bandung, dalam keterangan persnya, Selasa (6/6/2023).
Menurut dia, Muhammadiyah memiliki peran yang sangat penting dalam bernegara dan berbangsa termasuk pada tahun pemilu nanti.
”Oleh karena itu, Muhammadiyah harus menjadi pelopor perubahan dalam pemikiran di tahun pemilu,” ucap Rocky.
Ia dengan tegas mengatakan bahwa Muhammadiyah memiliki stok pemikiran yang luar biasa dalam menemukan ide awal pendirian negara. Menurut Rocky, Muhammadiyah punya kelebihan IQ dan kemampuan untuk menata kembali kondisi bangsa ini.
Lebih jauh Rocky juga menjelaskan perlu adanya proposal dari Muhammadiyah untuk diperdebatkan dalam forum presiden. Isi proposal itu kata Rocky menyangkut soal isu lingkungan dan kemanan dunia.
”Kita akan tuntut kepada siapa pun yang mau coba-coba jadi calon presiden. Kalau enggak paham kedua soal itu, lebih baik gagalkan saja calon kepresidenannya,” tegas Rocky.
Rocky menyarankan kepada siapa pun calon presiden untuk memiliki tiga modal utama, yaitu etikabilitas, intelektualitas, dan elektabilitas.
”Ketiga hal itu menjadi ukuran Muhammadiyah dalam menentukan presiden yang bersih secara moral, kuat intelektualnya, baru diizinkan untuk pencalonan secara elektabilitas,” kata Rocky.
Pada waktu yang sama, Dekan Fakultas Sosial dan Humaniora UM Bandung Prof Dr H Nanang Rizali MSD dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seminar kebijakan publik ini.
Ia mengatakan, kolaborasi himpunan mahasiswa kedua kampus (UM Bandung dan UIN Bandung) menjadi hal yang baik dalam memperluas hubungan khususnya antar mahasiswa. “Semoga kerja sama kedua himpunan mahasiswa ini bisa menciptakan elaborasi bagi kedua belah pihak,” ungkap Nanang.
Sementara itu, Rektor UM Bandung Prof Dr Ir Herry Suhardiyanto MSc IPU mengajak kepada mahasiswa untuk memahami dan memiliki empat bekal. Keempat bekal itu adalah kemampuan berpikir kritis, paham cara berkomunikasi, punya daya kreativitas, dan kolaborasi.
Di samping seminar dan diskusi, dalam kegiatan ini juga berlangsung penandatanganan naskah kerja antara program studi Administrasi Publik UM Bandung dan jurusan Administrasi Publik UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Sebagai catatan, dalam seminar ini dihadiri 400 lebih mahasiswa UM Bandung dan UIN SGD Bandung.
Editor : Okky Adiana